Senin, 25 Agustus 2025

KTT G20 Bali

Jokowi Imbau Para Pemimpin Negara G20 Redam Retorika tentang Rusia di KTT G20

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pemimpin Barat untuk mengurangi retorika mereka sehubungan dengan Rusia atas perang di Ukraina pada KTT G20

Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi mengunjungi media center Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali International Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Bali, Senin, (14/11/ 2022). - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pemimpin Barat untuk mengurangi retorika mereka sehubungan dengan Rusia atas perang di Ukraina pada KTT G20 Bali. 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam kesempatan KTT G20 di Bali, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pemimpin Barat untuk mengurangi retorika mereka sehubungan perang Rusia dengan Ukraina.

Menurut Politico, Jokowi mengimbau agar rekan-rekan Barat lebih fleksibel dan melihat kemungkinan menggunakan retorika yang tidak terlalu keras mengenai Moskow.

Hal itu dilakukan agar Rusia, yang diwakili Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dalam KTT tersebut, menyetujui resolusi akhir KTT tersebut, katanya.

Salah satu diplomat menuturkan, Jokowi menanggapnya sebagai keberhasilan pribadi jika deklarasi KTT G20 dapat dicapai.

Sumber tersebut menambahkan, Jokowi berulang kali menyesalkan bahwa dia memimpin KTT G20 paling sulit yang pernah ada.

Politico mencatat bahwa Arab Saudi, India, Brasil, dan China tidak ingin mengutuk Rusia dalam deklarasi terakhir.

Baca juga: KTT G20 Bali, Polri Lakukan Penutupan dan Pengalihan Lalu Lintas dari dan Menuju Kawasan GWK Besok

KTT G20 diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022.

Profil Sergey Lavrov

Diwartakan TASS, Rusia akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.

Sergey Viktorovich Lavrov adalah seorang diplomat dan politikus Rusia yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Rusia sejak tahun 2004.

Dikutip dari IMDb, Sergey Lavrov pernah menjabat sebagai Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB dari tahun 1994 hingga 2004.

Sergey Lavrov lahir pada tanggal 21 Maret 1950 di Moskow, dari keluarga Ayah Armenia dari Tbilisi, RSS Georgia, dan ibu Rusia dari Noginsk, RSFS Rusia.

Di masa SMA, Lavrov lulus dengan medali perak.

Baca juga: Pengamanan KTT G20, IPW Ingatkan Polri soal Perlindungan Masyarakat Sipil

Lavrov sangat mencintai fisika, sehingga ia bercita-cita masuk ke Universitas Riset Nuklir Nasional di Moskow.

Namun, Lavrov masuk ke Institut Hubungan Internasional Negara Moskow (MGIMO) dan lulus pada tahun 1972.

Dikutip dari France24, Lavrov sempat mempelajari bahasa Sinhala, yakni bahasa asli di Sri Lanka.

Karier politik Lavrov

Setelah itu, Lavrov memulai kariernya sebagai diplomat di Sri Lanka pada 1972 hingga 1976.

Di 1976, Lavrov harus kembali ke Moskow dan bekerja sebagai sekretaris ketiga dan kedua di Bagian Hubungan Ekonomi Internasional Uni Soviet.

Selanjutnya, pada 1981, Lavrov dikirim sebagai penasihat senior misi Soviet untuk PBB di New York, Amerika Serikat.

Baca juga: Dampingi Presiden Jokowi di KTT G20, Mendag Zulkifli Hasan Perkuat Kerja Sama dengan India

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (kanan) tiba untuk menghadiri KTT G20 di Bandara Internasional Ngurah Rai di Tuban, Kabupaten Badung di Bali, pada 13 November 2022.
 (Photo by SONNY TUMBELAKA / POOL / AFP)
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (kanan) tiba untuk menghadiri KTT G20 di Bandara Internasional Ngurah Rai di Tuban, Kabupaten Badung di Bali, pada 13 November 2022. (Photo by SONNY TUMBELAKA / POOL / AFP) (AFP/SONNY TUMBELAKA)

Setelah menghabiskan 15 tahun bekerja di markas besar PBB di New York, Lavrov terlihat nyaman di Barat.

Akan tetapi, Lavrov telah dikritik oleh beberapa orang karena mengikuti garis Kremlin daripada mengarahkan kebijakan luar negerinya sendiri.

Dia diangkat sebagai wakil menteri luar negeri pada 1992, tetapi kembali bekerja di New York pada 1994 sebagai perwakilan tetap Rusia untuk PBB.

Menteri Luar Negeri Rusia sejak 2004

Pada 2004, Putin mengangkat Lavrov sebagai menteri luar negeri, menggantikan Igor Ivanov yang telah ditunjuk oleh Boris Yeltsin.

Dia mempertahankan jabatan menteri luar negerinya pada 2018 ketika Putin kembali memimpin Kremlin untuk keempat kalinya.

Lavrov telah menjadi suara Rusia melalui pasang surut hubungan AS-Rusia dan pencaplokan Krimea oleh Moskow pada 2014 dan dukungan untuk separatis di Ukraina timur.

Berita lain terkait KTT G20 Bali

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan