Selasa, 30 September 2025

Kim Yo Jong Sebut AS akan Hadapi Krisis Keamanan Jika Minta PBB Kecam Rudal Antarbenua Korea Utara

Kim Yo Jong, adik Kim Jong Un mengatakan Amerika Serikat akan menghadapi krisis keamanan jika terus mengecam uji coba rudal antarbenua Korea Utara.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
AFP/POOL/JORGE SILVA
Kim Yo Jong saat menghadiri sebuah acara di Ho Chi Minh Mausoleum, Hanoi, 2 Maret 2019. - Kim Yo Jong, adik Kim Jong Un mengatakan Amerika Serikat akan menghadapi krisis keamanan jika terus mengecam uji coba rudal antarbenua Korea Utara. 

TRIBUNNEWS.COM - Kim Yo Jong, adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberikan peringatan kepada Amerika Serikat (AS), AP News melaporkan.

Kim Yo Jong mengatakan AS akan menghadapi krisis keamanan yang lebih fatal jika Washington terus mendorong kecaman Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atas uji coba rudal balistik antarbenua (Intercontinental Ballistic Missile/ICBM) Korea Utara.

Peringatan Kim Yo Jong datang beberapa jam setelah Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield mengatakan pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB bahwa AS akan mengedarkan usulan pernyataan presiden.

Pernyataan presiden yang dimaksud yaitu kutukan terhadap peluncuran rudal yang dilarang milik Korea Utara dan kegiatan destabilisasi lainnya.

Usai pertemuan, Thomas-Greenfield juga membacakan pernyataan 14 negara yang mendukung tindakan untuk membatasi kemajuan program persenjataan Korea Utara.

Kim Yo Jong mengecam AS karena mengeluarkan "pernyataan bersama yang menjijikkan bersama dengan rakyat jelata seperti Inggris, Prancis, Australia, Jepang, dan Korea Selatan".

Baca juga: Rusia dan China Bela Korea Utara soal Peluncuran Rudal Antarbenua

Dia kemudian membandingkan AS dengan anjing menggonggong yang diliputi ketakutan.

Dia mengatakan Korea Utara akan menganggap pernyataan yang dipimpin AS itu sebagai pelanggaran sewenang-wenang terhadap kedaulatan kita dan provokasi politik yang serius.

"AS harus berhati-hati bahwa tidak peduli seberapa keras upayanya untuk melucuti senjata Korea Utara, ia tidak akan pernah dapat mencabut hak Korea Utara untuk membela diri dan semakin bersikeras pada anti-Korea Utara [AS] akan menghadapi krisis keamanan yang lebih fatal," katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah.

Pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Senin (21/11/20222) diadakan sebagai tanggapan atas peluncuran ICBM Korea Utara pada Jumat (18/11/2022), yang merupakan bagian dari uji coba rudal provokatif tahun ini.

Menurut para ahli, senjata itu dirancang untuk memodernisasi persenjataan nuklir Korea Utara dan meningkatkan pengaruhnya dalam diplomasi masa depan.

Uji coba pada hari Jumat melibatkan rudal Hwasong-17 yang paling kuat, dan beberapa ahli mengatakan peluncuran sudut curam yang berhasil membuktikan potensinya untuk menyerang di mana saja di daratan AS jika ditembakkan pada lintasan standar.

Selama pertemuan Dewan Keamanan, AS dan sekutunya mengkritik keras peluncuran ICBM dan menyerukan tindakan untuk membatasi program nuklir dan misil Korea Utara.

Tetapi Rusia dan China, keduanya anggota Dewan Keamanan yang memiliki hak veto, menentang setiap tekanan dan sanksi baru terhadap Korea Utara.

Pada bulan Mei, kedua negara memveto upaya yang dipimpin AS untuk memperketat sanksi terhadap Korea Utara atas uji coba rudal balistik sebelumnya, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan