Amerika Serikat Tangguhkan Hak Ekspor 3 Perusahaan setelah Kirim Satelit dan Roket Ilegal ke China
Amerika Serikat tangguhkan 3 perusahaan ekspor satelit dan roket ilegal ke China selama 180 hari. AS menilai hal ini mengancam pertahanan nasional.
Seorang karyawan perusahaan Quicksilver menandatangani perjanjian kerahasiaan.
Perjanjian itu menyebutkan pekerjaan dilakukan sesuai dengan peraturan kontrol ekspor AS.
Dokumen perjanjian itu membutuhkan lisensi, yang kemungkinan besar akan ditolak, seperti diberitakan Asia Financial.
Quicksilver lalu memenuhi pesanan pada bulan Agustus tanpa mencari lisensi.

Baca juga: Zelensky Minta Amerika Serikat Dukung Pengadilan Khusus untuk Presiden Rusia Vladimir Putin
Perusahaan Quicksilver juga menyertakan faktur yang menunjukkan produk tersebut telah dikirim dari China.
Departemen tersebut mengatakan telah menemukan pelanggaran serupa Juli lalu oleh Rapid Cut.
Perusahaan Rapid Cut yang kepemilikan dan personelnya juga terkait dengan Quicksilver, telah melibatkan teknologi yang dikendalikan untuk keamanan nasional.
Departemen Perdagangan mengatakan bahwa karyawan yang berbasis di China yang mengoperasikan alamat email @rapidcut.com mungkin telah melanggar pesanan bulan Juni.
Ia mungkin telah memberikan informasi kepada pelanggan tentang cara menyelesaikan dan memenuhi pesanan yang tertunda.
Pesanan Desember 2022 yang diposting untuk dipublikasikan di Federal Register, Kamis (8/12/2022), mengatakan Departemen Perdagangan diberitahu orang tersebut dipekerjakan oleh pabrikan China yang membayar komisi Rapid Cut atas penjualan, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Terdampak Inflasi, PepsiCo akan PHK Ratusan Karyawannya di Amerika Utara

Tanggapan China
Duta Besar China di Washington, Liu Pengyu, mengatakan AS menggunakan kontrol ekspor sebagai alat penindasan ekonomi terhadap China.
Tindakan AS terhadap China merusak perdagangan internasional dan aturan perdagangan bebas, dan menimbulkan ancaman serius bagi rantai pasokan global.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik China - AS