Konflik Rusia Vs Ukraina
Presiden Prancis Emmanuel Macron: Rusia Perlu Jaminan Keamanan NATO agar Perang Tak Meluas
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Rusia juga perlu jaminan keamanan dari NATO dan sekutunya, ketika Rusia dan Ukraina setuju untuk damai.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Pravitri Retno W
Namun, gagasan ini menuai kritik oleh negara-negara Eropa.
“Rusia adalah agresor, pengganggu ketertiban, pengganggu perdamaian, yang menggunakan cara lama Soviet. Jika ada yang membutuhkan jaminan keamanan, itu adalah Ukraina dan negara-negara Eropa Tengah dan Timur dalam menghadapi kebijakan agresif Rusia,” kata Kementerian Luar Negeri Polandia, seperti diberitakan Delfi.
Tak hanya melalui seruan, kritik terhadap gagasan Emmanuel Macron juga disampaikan secara tertulis oleh para Diplomat Estonia, Latvia, Lituania, Polandia, dan Slovakia.
Baca juga: NATO Gelar Latihan Militer di Kosovo, Berpotensi Timbulkan Perang Baru di Eropa

Rusia pernah minta NATO mundur
Sebelum serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Rusia mengajukan daftar tuntutan keamanan kepada AS dan NATO pada Desember 2021.
Rusia meminta Barat untuk memberlakukan larangan Ukraina memasuki NATO dan bersikeras NATO harus mundur ke perbatasannya tahun 1997, sebelum mulai berkembang hingga hampir mencapai Rusia.
Namun, NATO menolak permintaan itu pada Januari 2022.
Sejak konflik Rusia dan Ukraina meletus pada 24 Februari 2022, NATO menyambut keanggotaan baru dari Finlandia dan Swedia.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina