Kamis, 21 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun Ultimatum NATO: Berhentilah Menjadi 'Pembuat Onar'

Zhang Jun mendesak NATO untuk meninggalkan mentalitas Perang Dingin-nya dan berhenti menjadi 'pembuat onar'.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Twitter/Maia Sandu
Pecahan roket yang diduga milik Rusia, ditemukan di dekat desa Larga di Moldova pada 15 Januari 2023. Roket ini diduga berasal dari pertempuran Rusia VS Ukraina di Dnipro. Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Zhang Jun mendesak NATO untuk meninggalkan mentalitas Perang Dingin-nya dan berhenti menjadi 'pembuat onar'. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Zhang Jun mengatakan bahwa 'masalah keamanan' Eropa saat ini adalah terkait desakan NATO untuk mengejar keamanan absolut dan pengecualian politiknya terhadap negara-negara tertentu.

Berbicara dalam pengarahan Dewan Keamanan (DK) PBB pada Jumat lalu, utusan tersebut mencatat bahwa krisis yang sedang berlangsung di Ukraina adalah hasil dari ekspansi NATO yang terus berlanjut ke arah timur.

Baca juga: Rusia-China Kian Harmonis, NATO Kelabakan Desak Sejumlah Negara untuk Tetap Netral

Ia pun mendesak blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS) itu untuk meninggalkan mentalitas Perang Dingin-nya dan berhenti menjadi 'pembuat onar'.

Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (19/2/2023), Zhang juga menunjukkan perilaku 'kontradiksi diri' NATO, di mana blok tersebut mempromosikan dirinya sebagai 'aliansi pertahanan'.

Namun pada saat yang sama terus berusaha untuk 'melanggar batas geografisnya dan memperluas agendanya, memicu perpecahan dan ketegangan, menciptakan ketakutan dan konfrontasi'.

"Mengejar keamanan absolut dan pengucilan politik serta penahanan secara paksa terhadap partai tertentu adalah alasan utama mengapa Eropa berada dalam situasi keamanan yang buruk. Eropa, bahkan seluruh dunia, akan terperangkap dalam kekacauan yang lebih besar, kecuali NATO mengubah pola pikirnya," tegas Zhang.

Diplomat itu mengulangi seruan China untuk gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, dan mendesak agar dua negara tersebut memulai negosiasi perdamaian sesegera mungkin.

Ia juga menyarankan agar AS, Uni Eropa (UE) dan NATO duduk bersama Rusia untuk melakukan 'dialog yang komprehensif dan mendalam' berdasarkan prinsip keamanan yang tidak dapat dipisahkan.

Baca juga: Terlalu Bersemangat Pasok Ribuan Arteri Perang ke Ukraina, NATO Pening Stok Senjata Menipis

"Mereka harus mendiskusikan bagaimana membangun arsitektur keamanan yang seimbang, efektif dan berkelanjutan serta mewujudkan keamanan bersama," papar Zhang.

Dia menambahkan bahwa sangat penting untuk menghentikan setiap upaya percikan agar dapat menghindari eskalasi dan perluasan konflik lebih lanjut.

Sementara itu, China telah melihat hubungannya sendiri dengan AS memburuk ke posisi baru terendah atas jatuhnya balon mata-mata yang diklaim milik China pada awal bulan ini.

AS pun telah mengumumkan akan menutup komunikasi militer dengan China setelah insiden itu dan menjatuhkan sanksi pada perusahaan serta institusi China yang terlibat.

China pun membantah tuduhan itu, dengan alasan bahwa balon tersebut adalah pesawat sipil.

Kendati demikian, pihaknya berjanji akan melakukan pembalasan atas insiden tersebut dan telah mengurangi hubungan militer dan diplomatiknya dengan AS.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan