Konflik Rusia Vs Ukraina
Soal Pemboman Pipa Nord Stream, Diperkirakan Kelompok Pro-Ukraina Gunakan Ratusan Kilogram Peledak
Serangan bawah laut terhadap pipa gas Nord Stream dilakukan oleh tim penyelam yang beroperasi dari Andromeda, sebuah kapal pesiar sewaan sepanjang 15m
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Pipa Nord Stream yang menghubungkan jaringan Rusia ke Jerman meledak pada 26 September 2022, lalu.
Kerusakan pipa Nord Stream telah menimbulkan kekhawatiran kemungkinan upaya sabotase.
Al Jazeera melaporkan, Angkatan bersenjata Denmark merilis video yang menunjukkan gelembung terlihat di permukaan Laut Baltik, tepat di atas pipa pada Selasa (27/9/2022).
Laporan di Der Spiegel yang dikutip dari Guardian, Sabtu (11/3/2023), menyebut serangan bawah laut terhadap pipa gas Nord Stream dilakukan oleh tim penyelam yang beroperasi dari Andromeda, sebuah kapal pesiar sewaan sepanjang 15 meter.
Pada 6 September, Der Spiegel melacak rute Andromeda di sekitar Baltik dari Rostrock, kota di Jerman ke pulau Rügen dan akhirnya ke pulau Christianø di Denmark, dekat dengan lokasi ledakan.
Baca juga: Mata-mata AS Sebutkan Kelompok Pro Ukraina di Belakang Sabotase Pipa Nord Stream
Para ahli mempertanyakan, berapa jumlah bahan peledak yang digunakan dalam serangan sabotase.
Diperkirakan bahan peledak yang digunakan mencapai ratusan kilogram.
Pertanyaan lain juga muncul soal apakah ada kapal lain yang terlibat mengingat harus ada alat bantu pernapasan yang dibawa dalam upaya tersebut.
Der Spiegel mengatakan, bahwa salah satu dari enam orang awak di Andromeda menggunakan paspor palsu Bulgaria.
Tetapi penyelidik Jerman belum mengidentifikasi kewarganegaraan para pengebom atau mengaitkan tanggung jawab kepada pemerintah mana pun.
Baca juga: Jerman, Denmark dan Swedia Selidiki Insiden Meledaknya Pipa Nord Stream

Sebuah laporan New York Times minggu ini mengutip sumber-sumber intelijen yang mengatakan bahwa kelompok pro-Ukraina terlibat dalam pengeboman pipa Nord Stream.
Pihak berwenang Jerman telah memperingatkan tentang kemungkinan operasi "bendera palsu" di mana petunjuk yang menyesatkan dibiarkan dengan sengaja untuk menunjuk ke arah yang salah.
Ukraina bantah terlibat
Pemerintah Ukraina membantah terlibat dalam serangan terhadap pipa Nord Stream 1 dan 2.
Pipa tersebut, dibangun untuk mengangkut gas alam dari Rusia ke Jerman, dan dimiliki mayoritas oleh perusahaan milik negara Rusia, Gazprom.
Mereka tidak beroperasi pada saat serangan, yang terjadi tujuh bulan setelah invasi habis-habisan Vladimir Putin ke Ukraina.
Spiegel mengutip seorang kepala pelabuhan di Rügen yang mengatakan bahwa kelompok yang menyewa Andromeda berpakaian seperti pelaut normal.
Baca juga: Rusia Desak NATO Adakan Pertemuan Darurat Terkait Ledakan Pipa Nord Stream
Mereka terlihat membawa tas belanja berisi perbekalan ke kapal, berbicara dalam bahasa yang "terdengar bahasa Polandia atau Ceko baginya".
Ia menambahkan, kelompok tersebut terdiri dari beberapa pria dan wanita.
Sekilas tentang Andromeda
Andromeda adalah Bavaria C50, kapal layar yang dibuat oleh perusahaan Jerman, Bavaria Yachts.
Fasilitas ini memiliki lima kabin dan ruang hingga 11 orang.
Kapal ini memiliki platform di belakang untuk menyelam.
Di lokasi ledakan, Laut Baltik sedalam sekitar 80 meter, membutuhkan keterampilan menyelam khusus dan tangki udara khusus, satu dengan campuran helium-oksigen dan satu lagi dengan oksigen murni, kata laporan Spiegel.
Baca juga: Rusia Desak NATO Adakan Pertemuan Darurat Terkait Ledakan Pipa Nord Stream
Setiap penyelaman akan membutuhkan kapal untuk berada di atas pipa selama sekitar tiga jam.
Untuk meletakkan bahan peledak di dua jalur pipa yang berjarak 4 km mungkin membutuhkan empat kali penyelaman selama beberapa hari.
Pakar selam mengatakan penyelaman dalam yang begitu lama akan membutuhkan ruang dekompresi untuk penyelam, yang tidak muat di kapal pesiar.
“Kami telah disajikan sepotong teka-teki. Namun, kita tidak tahu seberapa besar teka-teki itu. Apakah 50 buah, 500 atau 5.000 buah?,” kata Christian Mölling, kepala pusat keamanan dan pertahanan di Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman.
Kantor kejaksaan umum Jerman mengatakan, bahwa sebuah kapal telah digeledah antara 18 dan 20 Januari atas "kecurigaan kapal itu digunakan untuk mengangkut alat peledak yang meledak pada 26 September 2022".
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.