Minggu, 12 Oktober 2025

Muslim di Jepang Perlu Aktif Sebarkan Informasi dan Bangun Kerja Sama dengan Pemerintah Setempat

Komunikasi terbuka menjadi kunci untuk memperkuat hubungan antarwarga di masyarakat multikultural Jepang.

|
Editor: Eko Sutriyanto
Foto Mainichi
MASJID DI JEPANG - Menara khas masjid (kiri belakang) di ujung jembatan layang di Higashi-ku, Kota Fukuoka 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Komunitas Muslim di Jepang perlu lebih aktif menyebarkan informasi kepada masyarakat lokal serta menjalin kerja sama dengan pemerintah setempat.

Langkah ini penting untuk mencegah kesalahpahaman dan gesekan sosial di tengah meningkatnya populasi Muslim di Negeri Sakura.

Profesor Emeritus Hirofumi Tanada dari Universitas Waseda menilai, komunikasi terbuka menjadi kunci untuk memperkuat hubungan antarwarga di masyarakat multikultural Jepang.

“Apabila Muslim dan penduduk setempat dapat berkomunikasi serta membangun hubungan yang baik, kehidupan masyarakat akan lebih harmonis. Orang-orang di daerah terpencil mungkin belum mengenal Muslim dengan baik. Karena itu, penting bagi Muslim untuk aktif menyebarkan informasi sambil bekerja sama dengan pemerintah dalam mengatasi kesalahpahaman dan kekhawatiran,” ujar Tanada, dikutip dari Mainichi Shimbun, Jumat (10/10/2025).

Baca juga: Sanae Takaichi Terancam Jumlah Suara, Apakah akan Jadi PM Jepang Setelah Komeito Keluar?

Ia juga menegaskan bahwa keberadaan warga asing di Jepang seharusnya tidak hanya dilihat sebagai tenaga kerja, tetapi juga sebagai bagian dari kehidupan sosial yang memiliki latar belakang agama dan budaya yang perlu dihormati.

“Pemerintah perlu memperkuat langkah-langkah penerimaan Muslim sebagai anggota masyarakat agar tidak timbul gesekan di lingkungan sekitar,” tambahnya.
 
Kasus Fukuoka dan Pentingnya Pemahaman Publik

Isu ini mencuat setelah insiden di Higashi-ku, Kota Fukuoka, pada September 2025. Saat itu, sekelompok politik konservatif melakukan aksi di depan sebuah masjid sambil meneriakkan seruan agar Muslim keluar dari Jepang.

Kericuhan tersebut berawal dari video yang tersebar di media sosial pada 7 Juni 2025, memperlihatkan kegiatan ibadah Muslim di taman dekat masjid.

Padahal, pihak pengelola masjid telah memperoleh izin resmi dari pemerintah daerah untuk menggunakan taman tersebut.

Namun, jumlah jamaah yang hadir melebihi perkiraan, sehingga penggunaan area dianggap melampaui batas izin yang diberikan.

Meski begitu, menurut warga sekitar, tidak ada keluhan berarti dari masyarakat setempat.

Ketua lingkungan bahkan menyatakan bahwa pihak masjid telah memberikan penjelasan dan masalah tersebut tidak dianggap sebagai pelanggaran serius.

Kasus ini menjadi sorotan nasional dan menegaskan pentingnya komunikasi serta sosialisasi dari komunitas Muslim agar tidak terjadi salah persepsi di masyarakat.

Populasi Muslim di Jepang Terus Bertambah

Menurut hasil riset Profesor Hirofumi Tanada dan timnya mengenai “Populasi Muslim Jepang”, jumlah umat Muslim di Jepang mencapai sekitar 420.000 orang pada akhir 2024 atau sekitar 0,3 persen dari total populasi Jepang.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved