Sabtu, 23 Agustus 2025

Pertemuan Xi Jinping-Putin di Kremlin: Proposal perdamaian China dapat akhiri perang, tapi 'Ukraina dan negara Barat belum siap damai', kata Putin

Proposal perdamaian usulan China mengenai konflik di Ukraina dapat dijadikan landasan untuk mengakhiri perang, kata Vladimir Putin.…

Sebelumnya, Xi menyebut China dan Rusia sebagai “tetangga dengan kekuasaan luar biasa dan mitra strategis yang komprehensif”.

Menurut media lokal Rusia, kedua pemimpin itu juga:

  • Menandatangani dua dokumen untuk, pertama, mendetilkan rencana kerja sama ekonomi dan, kedua, rencana guna memperdalam hubungan Rusia-China
  • Mencapai kesepakatan tentang pembangunan jalur pipa Siberia untuk mengirim gas Rusia ke China lewat Mongolia
  • Sepakat perang nuklir “harus tidak terjadi”
  • Membahas kekhawatiran tentang Pakta Aukus terbaru, yaitu kesepakatan keamanan antara Australia, Inggris dan AS
  • Menunjukkan kekhawatiran terhadap pengaruh Nato yang menguat di Asia terkait “isu militer dan keamanan”

Baca juga:

Kekhawatiran negara-negara Barat

Ada kekhawatiran yang terus tumbuh di negara-negara Barat bahwa China mungkin akan memberi dukungan militer kepada Rusia.

Berbicara di Brussel, Kepala Nato, Jens Stoltenberg, mengatakan pihaknya tidak pernah “melihat adanya bukti China mengirim senjata berbahaya ke Rusia”.

Tetapi ia menambahkan ada ‘tanda-tanda’ Rusia meminta pengiriman senjata, dan permintaan itu sedang dipertimbangkan China.

Pernyataan gabungan yang diterbitkan oleh China dan Rusia setelah pertemuan Putin dan Xi menjelaskan hubungan dekat antara kedua negara itu tidak berupa “aliansi politik-militer”.

Putin juga menggunakan kesempatan dalam jumpa pers untuk menuding bahwa negara-negara Barat menggunakan senjata “berkomponen nuklir”.

Dia juga mengatakan bahwa Rusia akan “terpaksa bertindak” jika Inggris mengirim senjata uranium terdeplesi (depleted uranium) ke Ukraina.

Menteri Pertahanan Inggris mengatakan depleted uranium merupakan “komponen standar” yang ”sama sekali tidak ada hubungannya dengan senjata nuklir”.

Presiden Xi Jinping menerima sambutan yang meriah saat ia sampai di Kremlin, Selasa (21/3).

Ia mengatakan dirinya “sangat senang” berada di Moskow dan mendeskripsikan perbincangannya dengan Putin bersifat “jujur, terbuka dan ramah”.

Apa tanggapan dari Ukraina?

Baca juga:

Kunjungan Xi ke Rusia terjadi beberapa hari setelah Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court - ICC) menerbitkan surat penangkapan untuk Putin atas dasar tuduhan kejahatan perang.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan