Sabtu, 11 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Ungkap Isi Perjanjian Tahap 1 dengan Israel, Dapat Jaminan dari AS

Hamas mengungkap isi perjanjian tahap pertama dengan Israel. Hamas sebut mereka dapat jaminan dari AS bahwa perang benar-benar berakhir.

Tangkapan layar YouTube Al Arabi
PERANG GAZA BERAKHIR - Tangkapan layar YouTube Al Arabi, Jumat (10/10/2025). Khalil al-Hayya, pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza dan kepala negosiator Hamas, mengumumkan poin-poin yang disepakati dalam perjanjian gencatan senjata tahap pertama dengan Israel, dalam pidato yang disiarkan pada Kamis (9/10/2025) malam. 

TRIBUNNEWS.COM - Khalil al-Hayya, pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza, mengumumkan poin-poin yang disepakati dalam perjanjian gencatan senjata tahap pertama dengan Israel.

Kesepakatan itu tercapai melalui negosiasi tidak langsung yang ditengahi oleh mediator Qatar dan Mesir, dengan partisipasi delegasi Amerika Serikat (AS) dan Turki, yang berlangsung di Sharm el-Sheikh, Mesir, sejak hari Senin (6/10/2025).

Ada pun kesepakatan tersebut berdasarkan proposal yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump pada akhir September lalu.

Khalil Al-Hayya, kepala delegasi Hamas dalam perundingan itu, mengatakan mereka berkomitmen terhadap perjanjian tersebut dan gencatan senjata yang berlaku setelah Israel meratifikasinya pada Kamis malam.

"Kesepakatan yang dicapai mencakup masuknya bantuan, pembukaan perlintasan Rafah, dan pertukaran tahanan," katanya dalam keterangan kepada Al Jazeera, Kamis (9/10/2025) malam.

Ia menambahkan kesepakatan tersebut akan mencakup pembebasan 250 tahanan yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan 1.700 tahanan dari Jalur Gaza.

Selain itu, pihak Palestina yang bernegosiasi menerima jaminan dari para mediator dan pemerintah AS.

"Semua pihak ini mengonfirmasi bahwa perang telah berakhir sepenuhnya," tegasnya.

Ia menekankan Hamas akan terus bekerja dengan semua kekuatan nasional dan Islam untuk menyelesaikan langkah-langkah tersisa yang termasuk dalam proposal Donald Trump.

"Kami menyampaikan penghargaan yang mendalam kepada saudara-saudara yang menjadi mediator di Mesir, Qatar, dan Turki, dan kepada semua pihak yang telah berbagi darah dan perjuangan dengan kami dari negara kami di Yaman, Lebanon, Irak, dan Iran," kata Khalil Al-Hayya dalam pidatonya.

Ia juga berterima kasih kepada semua orang di seluruh dunia yang berdiri dalam solidaritas dengan Palestina, terutama dalam konvoi dukungan dan pembebasan melalui darat dan laut.

Baca juga: Israel Sahkan Perjanjian Gencatan Senjata Tahap Pertama di Gaza

Pada Kamis pagi, Qatar mengumumkan kesepakatan tentang ketentuan dan mekanisme untuk melaksanakan tahap pertama proposal Presiden AS Donald Trump, yang akan mengarah pada gencatan senjata, pertukaran tahanan, dan masuknya bantuan ke Jalur Gaza.

Hamas Dapat Jaminan AS

Hamas mengklaim telah mendapat jaminan dari AS bahwa perang di Gaza telah berakhir sepenuhnya, namun tidak menjelaskan lebih lanjut.

Sebanyak 200 personel militer Amerika Serikat akan dikirim ke Timur Tengah untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, setelah tercapainya kesepakatan damai yang dimediasi oleh Presiden Donald Trump, menurut pernyataan pejabat senior AS kepada wartawan.

Sumber itu mengatakan Laksamana Brad Cooper, Kepala Komando Pusat militer AS, pada awalnya akan menempatkan 200 orang di lapangan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved