Jumat, 10 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Hubungan AS-Rusia Memburuk, Moskow Ancam Lagi Washington Soal Adu Serangan Nuklir

Ancaman pembalasan Rusia dan penarikannya dari perjanjian pengendalian senjata utama menandakan memburuknya hubungan Amerika

tangkap layar/Angkatan Laut AS
UJI COBA RUDAL - Rudal Trident II D5 Life Extension yang tidak bepeledak diluncurkan dari kapal selam rudal balistik kelas Ohio Amerika Serikat di lepas pantai Florida pada bulan September. Rudal ini mampu membawa huku ledak nuklir, sebuah uji coba yang diamati serius oleh Rusia. 

Hubungan AS-Rusia Memburuk, Moskow Ancam Lagi Washington Soal Adu Serangan Nuklir

  • Hubungan AS-Rusia yang terikat perjanjian pengendalian nuklir memburuk seiring berlarutnya perang Ukraina 
  • Rusia menuding AS menyiapsiagakan kekuatan nuklir mereka untuk menyerang Moskow
  • Moskow mengancam akan membalas secara segera jika Washington mengaktifkan nuklir mereka

TRIBUNNEWS.COM - Rusia kembali mengeluarkan ancaman kalau mereka akan membalas jika negara mana pun— terutama Amerika Serikat (AS) —melanjutkan uji coba nuklir, menurut Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov.

Berbicara kepada wartawan dan Duma Negara, Ryabkov menuduh Washington menjaga infrastruktur uji coba nuklir dalam keadaan siap siaga.

Baca juga: Panas Lihat China Pamer Mainan Baru, Amerika Uji Coba Rudal Nuklir: Terangi Malam di Puerto Riko

Ryabkov juga mengisyaratkan kalau Moskow memantau tindakan AS secara ketat.

Komentar tersebut menyusul pernyataan Presiden Rusia, Vladimir Putin di Klub Diskusi Internasional Valdai, di mana ia menyatakan kalau persiapan untuk uji coba nuklir sedang berlangsung di tempat lain.

Diyakini, ujaran Putin itu merujuk pada aksi AS yang tengah menyiapkan uji coba baru perangkat nuklir mereka.

"Jika suatu negara yang memiliki kemampuan membuat keputusan keliru untuk melakukan uji coba nuklir, dan Washington jelas menjadi fokus kami, maka kami akan segera membalas," ujar Ryabkov.

Memburuknya Hubungan AS-Rusia 

Pernyataan tersebut menandai eskalasi signifikan dalam retorika nuklir antara dua kekuatan nuklir paling krusial di dunia. 

Ancaman pembalasan Rusia dan penarikannya dari perjanjian pengendalian senjata utama menandakan memburuknya hubungan strategis dengan Amerika Serikat.

"Perburukan hubungan kedua negara ini dapat merusak upaya non-proliferasi nuklir yang telah berlangsung selama puluhan tahun dan meningkatkan risiko keamanan global, terutama karena perjanjian yang ada akan segera berakhir," tulis ulasan NW, dikutip Kamis (9/10/2025)..

Hancurnya kerja sama dalam pembuangan plutonium dan ketidakpastian masa depan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START) menimbulkan kekhawatiran tentang terkikisnya kerangka kerja pengendalian senjata yang telah membantu menjaga stabilitas strategis sejak berakhirnya Perang Dingin.

Ketiadaan dialog dan mekanisme verifikasi bersama dapat menyebabkan kesalahan perhitungan dan meningkatnya ketegangan AS dan Rusia.

Perang Ukraina yang berlarut, ditambah gagalnya upaya AS mendamaikan, membuat Rusia makin menjaga jarak dengan AS yang mereka nilai justru aktif mendukung Kiev.

PALING MEMATIKAN - Rudal Satan II Rusia dijuluki sebagai rudal nuklir paling mematikan di dunia. Rudal ini merupakan ICBM Rusia generasi terbaru dengan jangkauan lebih dari 10.000 kilometer. Rudal ini membawa beberapa hulu ledak nuklir dan dilengkapi panduan canggih untuk meningkatkan akurasi sekaligus menghindari sistem pertahanan rudal.
PALING MEMATIKAN - Rudal Satan II Rusia dijuluki sebagai rudal nuklir paling mematikan di dunia. Rudal ini merupakan ICBM Rusia generasi terbaru dengan jangkauan lebih dari 10.000 kilometer. Rudal ini membawa beberapa hulu ledak nuklir dan dilengkapi panduan canggih untuk meningkatkan akurasi sekaligus menghindari sistem pertahanan rudal. (tangkap layar/wn/x)

Apa yang Perlu Diketahui

Ryabkov mengatakan kalau Moskow akan segera merespons jika ada negara yang melakukan uji coba nuklir.

Ia menekankan bahwa Washington menjaga infrastruktur uji coba nuklirnya dalam keadaan siaga tempur, sebuah postur yang telah dipantau Rusia sejak keputusannya terkait Perjanjian New START.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved