Profil CEO TikTok Shou Zi Chew, Pernah Magang di Facebook hingga Jabatan Bergengsi saat Wamil
CEO TikTok Shou Zi Chew bersaksi di depan sidang Komite Energi dan Perdagangan parlemen Amerika Serikat (AS) pada Kamis (23/3/2023).
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Pravitri Retno W
Ia memegang peran ganda, CEO TikTok dan Chief Financial Officer ByteDance.
Chew menikah dengan Vivian Kao dan memiliki dua orang anak.
Jejak karir Shou Zi Chew
Orang Amerika relatif kurang mengetahui tentang Chew dibandingkan raksasa media sosial Silicon Valley lainnya seperti Mark Zuckerberg, kata seorang profesor Universitas Cornell, Brooke Erin Duffy.
Baca juga: Khawatir Data Dicuri, Ini Daftar Negara yang Blokir TikTok, Amerika Serikat hingga Selandia Baru

Chew sangat dihormati di komunitas teknologi AS dan China.
"Ia dianggap cocok untuk TikTok karena latar belakangnya di perbankan investasi dan waktunya di Facebook dan DST Global," kata Direktur Pelaksana di Wedbush Securities, Dan Ives.
"Chew mendapatkan banyak rasa hormat hanya dengan mengambil peran berisiko tinggi di TikTok," kata Ives.
"Perusahaan kemungkinan mengira ia adalah orang yang tepat untuk meredakan ketegangan dengan anggota parlemen AS," ungkapnya.
Dikutip BBC, Chew merupakan seorang perwira di angkatan bersenjata Singapura, suatu jabatan bergengsi saat menjalani wajib militer.
Chew memainkan peran penting di raksasa smartphone China Xiaomi.
Ia menjadi chief financial officer dan presiden bisnis internasional, dan menggiringnya melalui daftar publiknya pada tahun 2018.
Baca juga: Daftar 10 Negara yang Larang Aplikasi TikTok di Perangkat Telepon dan Alasannya
Mengapa Shou Zi Chew muncul di sidang parlemen AS?
Chew diberondong pertanyaan di hadapan Komite Energi dan Perdagangan DPR AS karena kemungkinan pelarangan TikTok di Washington.
Sidang Kamis berpusat pada "privasi konsumen dan praktik keamanan data TikTok, bagaimana platform tersebut memengaruhi anak-anak, dan hubungannya dengan Partai Komunis China," atau PKC, menurut komite.
Pakar keamanan nasional telah memperingatka, TikTok yang memiliki 150 juta pengguna Amerika, dapat digunakan untuk memata-matai orang Amerika atau sebagai alat propaganda oleh pemerintah China.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.