Konflik Rusia Vs Ukraina
Depleted Uranium Tak akan Bedakan Orang Ukraina dan Rusia, Hanya akan Meracuni Semua Orang
Helali menegaskan bahwa produk sampingan dari industri nuklir ini hanya akan 'meracuni tanah dan meracuni manusia'
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Eko Sutriyanto
Helali kembali menegaskan bahwa Rusia mencari perdamaian dan pemerintah Barat lah yang terus mengobarkan konflik dengan terus mengirimkan pasokan senjata ke Ukraina.
"Kita tahu bahwa Rusia sangat menerima perdamaian, namun Barat tidak tertarik, dan itu sangat berbahaya. Dan semakin kita memasukkan kartu nuklir ke dalamnya, semakin hanya 'masalah waktu saja' sebelum sesuatu menjadi serba salah dan lebih parah lagi. orang miskin akan terpengaruh dan itu adalah sesuatu yang tidak ingin kita lihat," tutur Helali.
Baca juga: Mengenal Ground Launched Small Diameter Bomb, Senjata yang dipasok Amerika untuk Ukraina
Pada saat yang sama, ia menyoroti aksi protes damai melawan militerisme AS dan kebijakan sanksi yang diadakan di Washington pada 18 Maret lalu.
Aksi protes tersebut diadakan oleh koalisi kelompok anti-perang, dengan para peserta menyerukan diakhirinya intervensi militer AS dan sanksi yang telah merugikan masyarakat di negara lain.
Secara khusus, para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya konflik Ukraina yang berkepanjangan dengan menghentikan pengiriman peralatan militer yang mematikan.
Aksi protes itu menarik perhatian banyak orang, termasuk pawai ke Gedung Putih, menyerukan adanya perubahan dalam kebijakan luar negeri AS.
Koordinator aksi tersebut menekankan perlunya pendekatan yang lebih damai dan kooperatif untuk hubungan global, daripada penggunaan kekuatan militer dan paksaan ekonomi.
Merespons aksi protes tersebut, Helali menyebut tindakan AS sebagai 'perang proksi', ia menambahkan bahwa 'kelas penguasa akan melanjutkan perang ini lebih lama jika memungkinkan'.
"Di seluruh AS, ada aksi protes besar yang menyerukan perdamaian, menyerukan diakhirinya perang proksi ini. Ada aksi protes di seluruh Jerman, Prancis, Italia dan di tempat lain di seluruh Eropa juga. Dan yang kalian lihat adalah bahwa kelas penguasa akan melanjutkan perang ini selama mungkin," pungkas Helali.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menyebarkan senjata nuklir di Belarusia sebagai respons atas keputusan Inggris untuk memasok rezim Ukraina dengan peluru DU.
Saat negara-negara Barat mengecam pengumuman tersebut, Putin menunjukkan bahwa AS telah lama menempatkan senjata nuklir taktis di wilayah sekutunya dan negara-negara NATO seperti Jerman, Prancis, Italia dan Turki.
Helali mencatat bahwa 'jika tidak ada perang yang terjadi, itu mungkin hanya dilihat sebagai semacam gerakan di papan catur'.
Ini menunjukkan bahwa persepsi gerakan semacam itu benar-benar berubah karena ketegangan yang membara, lantaran ada usulan untuk menyebarkan senjata nuklir di Polandia pada 2022.
"Rusia melihat ini sebagai respons yang proporsional, mengatakan jika AS bergerak ke Polandia, maka Rusia perlu memindahkan senjata nuklir taktis ini ke tanah Belarusia," pungkas Helali.
Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky: Ukraina Kini Gunakan Senjata Buatan Sendiri untuk Serang Rusia, Tidak Perlu Izin Amerika |
---|
Perang Chechnya dan Georgia, Sinyal Kalau Perdamaian dengan Ukraina Cuma Angin Lalu Buat Rusia |
---|
BBM Langka di Rusia, Kebakaran Kilang Minyak Rostov Padam Seminggu Seusai Serangan Drone Ukraina |
---|
Rusia Bangun Antena Raksasa Diameter 1,6 Km di Kaliningrad, Komunikasi NATO Terancam Bobol Tersadap |
---|
Analisis Kolonel AS Drama Rusia-Ukraina Justru di Ambang Perang, Putin Anti Lihat Wajah Zelensky |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.