Rabu, 24 September 2025

Lacak Wanita yang Tak Kenakan Hijab, Iran Pasang CCTV di Ruang Publik

Langkah pengawasan ini untuk mengendalikan peningkatan jumlah wanita yang menentang aturan berpakaian wajib di negara tersebut.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Vahid Salemi via AP.
Seorang wanita muda Iran menyeberang jalan tanpa mengenakan jilbabnya di Teheran, Iran. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Pihak berwenang Iran memasang kamera di tempat-tempat umum dan jalan raya untuk mengidentifikasi dan menghukum wanita yang tidak mengenakan jilbab.

Pernyataan tersebut diumumkan polisi Iran sebagai upaya baru untuk mengendalikan peningkatan jumlah wanita yang menentang aturan berpakaian wajib di negara tersebut.

Melansir dari Al Jazeera, setelah para pelanggar diidentifikasi, mereka akan menerima "pesan teks peringatan tentang konsekuensinya", kata polisi Iran dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (8/4/2023).

Baca juga: Menlu Arab Saudi dan Iran Bertemu di Beijing, China Jadi Mediator Hubungan Diplomatik

Langkah ini bertujuan untuk "mencegah perlawanan terhadap hukum hijab", kata pernyataan tersebut, yang disiarkan oleh kantor berita pengadilan Mizan dan media pemerintah lainnya.

Laporan media Iran menambahkan, perlawanan semacam itu menodai citra spiritual negara dan menyebarkan rasa tidak aman.

Pernyataan polisi mengatakan mereka "tidak akan mentolerir perilaku dan tindakan individu maupun kolektif yang melanggar hukum (hijab)".

Pengumuman ini muncul di tengah meningkatnya kemarahan di kalangan elit agama yang berkuasa di negara tersebut atas pelonggaran aturan wajib hijab sejak protes anti-pemerintah meletus pada September tahun lalu.

Tindakan Menentang Hukum

Semakin banyak wanita Iran yang menanggalkan hijab mereka sejak kematian seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun, Mahsa Amini, dalam tahanan "polisi moral" pada September lalu.

Mahsa Amini ditahan karena diduga melanggar aturan berpakaian untuk wanita di negara itu.

Kematiannya memicu gelombang demonstrasi anti-pemerintah yang melanda Iran selama berbulan-bulan. Pasukan keamanan akhirnya turun tangan menindak tegas para demonstran.

Namun, dengan risiko ditangkap karena menentang aturan berpakaian wajib, masih banyak wanita terlihat tidak mematuhi aturan berbusana di mal, restoran, toko, dan jalan-jalan di Iran.

Video-video yang memperlihatkan para wanita menentang polisi moral membanjiri media sosial.

Pernyataan polisi pada Sabtu menyerukan kepada para pemilik bisnis untuk "secara serius memantau ketaatan terhadap norma-norma masyarakat dengan inspeksi yang rajin".

Di bawah hukum Iran, yang diberlakukan setelah revolusi 1979, perempuan diwajibkan untuk menutupi rambut mereka serta mengenakan pakaian panjang dan longgar untuk menyamarkan bentuk tubuh mereka.

Para pelanggar akan menghadapi teguran di depan umum, denda, atau penangkapan.

Menggambarkan hijab sebagai "salah satu fondasi peradaban bangsa Iran" dan "salah satu prinsip praktis Republik Islam", sebuah pernyataan Kementerian Dalam Negeri mengatakan pada 30 Maret tidak akan ada kata mundur dalam masalah ini.

Pernyataan tersebut mendesak warga untuk menghadapi perempuan yang tidak mengenakan hijab.

Arahan semacam itu dalam beberapa dekade terakhir telah mendorong kelompok garis keras untuk menyerang perempuan. Sebuah video viral pada pekan lalu menunjukkan seorang pria melemparkan yoghurt kepada dua wanita yang tidak mengenakan hijab di sebuah toko.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan