Sabtu, 4 Oktober 2025

Netanyahu Berjanji Musuh-musuh Israel akan 'Membayar Harga' untuk Setiap Tindakan Agresi

Netanyahu berjanji bahwa musuh-musuh Israel akan 'membayar harga', terlepas dari ketidaksepakatan internal atas perombakan yudisial pemerintah.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
International Human Rights Foundation
Serangan Israel ke Lebanon dan Gaza pada Jumat (7/4/2023) pagi, sebagai balasan atas roket yang ditembakkan dari Lebanon dan Gaza, setelah kerusuhan Israel dan jemaah di Masjid Al-Aqsa pada Rabu (4/4/2023). Netanyahu berjanji bahwa musuh-musuh Israel akan 'membayar harga', terlepas dari ketidaksepakatan internal atas perombakan yudisial pemerintah. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berjanji bahwa musuh-musuh Israel akan 'membayar harga', terlepas dari ketidaksepakatan internal atas perombakan yudisial pemerintah.

"Kami akan menyerang musuh kami dan mereka akan membayar harga untuk setiap tindakan agresi," kata Netanyahu dalam rapat kabinet darurat pada Kamis (6/4/2023) lalu.

Pernyataan Netanyahu ini diungkapkan setelah 34 roket ditembakkan ke Israel dari Lebanon selama hari raya Paskah Yahudi.

Ini menandai apa yang disebut media Israel sebagai eskalasi paling serius antara Lebanon dan Israel sejak perang 2006.

Baca juga: AS Dukung Pemerintah Israel: Sebut Serangan di Tel Aviv yang Tewaskan Warga Sipil Tak Masuk Akal

Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (9/4/2023), tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, meskipun Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa Hamas adalah pihak yang bersalah.

Selain itu, Lebanon juga dituding 'bertanggung jawab atas setiap serangan dari wilayahnya'.

Baik Hamas maupun Lebanon belum merespons tuduhan tersebut.

Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang dipecat oleh Netanyahu pada pekan lalu hanya untuk dipekerjakan kembali setelah aksi protes besar-besaran, dilaporkan telah menginstruksikan militer untuk mempersiapkan 'semua kemungkinan opsi pembalasan atas serangan roket' dan menyerahkannya ke kabinet.

Dua pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa saat respons 'sangat kuat' terhadap Hamas di Gaza sudah dapat dipastikan, tindakan IDF di Lebanon kurang meyakinkan, karena pemerintah ingin menghindari perang total.

IDF dilaporkan sudah membom Gaza pada Kamis malam.

Baca juga: Netanyahu Tolak Seruan Biden yang Menentang Reformasi Peradilan di Israel

Namun, instruksi tertulis yang diperoleh dan dikonfirmasi oleh dua Duta Vesar Israel menunjukkan bahwa Kementerian Luar Negeri Israel telah menginstruksikan semua Duta Besar untuk memberitahu negara tuan rumah mereka bahwa Israel berencana untuk menyerang balik ke Lebanon.

Selain memberi kesan kepada Kementerian Luar Negeri negara tuan rumah bahwa 'Israel akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempertahankan diri', Duta Besar juga diberi perintah untuk menekan negara tuan rumah agar mengeluarkan pernyataan mengutuk roket dari Lebanon.

Melanjutkan pidato kabinetnya pada Kamis lalu, Netanyahu mengatakan 'Israel mempertahankan status quo di Temple Mount di Yerusalem' dan bersumpah untuk 'menindak siapapun yang menggunakan kekerasan di Temple Mount'.

Sebelumnya, polisi bersenjata berat turun ke Masjid Al-Aqsa pada awal pekan ini dan menyemprotkan gas air mata serta menggunakan bom suara, menangkap ratusan warga Palestina saat mereka menjalankan ibadah bulan suci Ramadan.

Umat Muslim di sana bergegas untuk mempertahankan situs tersebut setelah pemukim Israel mengumumkan ritual penyembelihan kambing di situs suci itu.

Ini merupakan sebuah pelanggaran hukum Israel yang cenderung diabaikan oleh pihak berwenang.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved