Sabtu, 20 September 2025

11 Orang India Tewas akibat Heatstroke setelah Berjam-jam Terpapar Matahari di Lapangan

11 orang India tewas akibat heatstroke setelah berjam-jam terpapar matahari di lapangan. Ratusan orang mengalami gangguan kesehatan terkait panas.

Editor: Nuryanti
Menteri Dalam Negeri federal/Amit Shah
Jutaan warga India yang menghadiri acara penghargaan Maharashtra Bhushan untuk aktivis lingkungan India, Padma Shri Dr. Appasaheb Dharmadhikari, yang berdedikasi selama 30 tahun. Acara ini diadakan di Mumbai, India, pada Minggu (16/4/2023). Sejumlah 11 orang meninggal dunia karena serangan panas, setelah terpapar sinar matahari berjam-jam. 

Ia juga mengatakan, 30 dokter dikerahkan di ruang medis yang memiliki fasilitas unit perawatan intensif (ICU) untuk merawat orang yang menderita sakit parah.

Potret warga yang hadir di acara penghargaan aktivis lingkungan India, Padma Shri Dr. Appasaheb Dharmadhikari, yang berdedikasi selama 30 tahun. Acara ini diadakan di Mumbai, India, pada Minggu (16/4/2023). Sejumlah 11 orang meninggal dunia karena serangan panas, setelah terpapar sinar matahari berjam-jam.
Aktivis lingkungan India, Padma Shri Dr. Appasaheb Dharmadhikari, yang berdedikasi selama 30 tahun, menerima penghargaan Maharashtra Bhushan dari pemerintah. Acara ini diadakan di Mumbai, India, pada Minggu (16/4/2023). Sejumlah 11 orang meninggal dunia karena serangan panas, setelah terpapar sinar matahari berjam-jam. (Menteri Dalam Negeri federal/Amit Shah)

Baca juga: Sederet Bencana Alam dan Cuaca Ekstrem di Tahun 2022, dari Gelombang Panas di Eropa Hingga Badai Ian

Pemerintah akan Beri Kompensasi

Eknath Shinde, Menteri utama negara bagian Maharashtra, yang beribukota di Mumbai, menjanjikan kompensasi bagi kerabat dari orang-orang yang meninggal.

Kantor Eknath Shinde menggambarkan insiden itu sebagai peristiwa yang menyedihkan dan meresahkan.

Pejabat senior pemerintah yang menghadiri upacara itu, termasuk Menteri Dalam Negeri federal Amit Shah, memuji massa yang menunggu begitu lama di bawah sinar matahari.

Amit Shah, mengatakan belum pernah melihat kehadiran orang yang begitu banyak untuk menyaksikan acara penghargaan 'Maharashtra Bhushan'.

Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa mengatakan, sekitar satu juta orang menghadiri acara yang diadakan untuk memberikan penghargaan 'Maharashtra Bhushan' kepada aktivis sosial Dattatreya Narayan alias Appasaheb Dharmadhikari.

Partai oposisi Kongres menuduh pemerintah lalai dan mengatakan harus menghadapi tuntutan pidana.

Potret warga yang hadir di acara penghargaan aktivis lingkungan India, Padma Shri Dr. Appasaheb Dharmadhikari, yang berdedikasi selama 30 tahun. Acara ini diadakan di Mumbai, India, pada Minggu (16/4/2023). Sejumlah 11 orang meninggal dunia karena serangan panas, setelah terpapar sinar matahari berjam-jam.
Potret warga yang hadir di acara penghargaan aktivis lingkungan India, Padma Shri Dr. Appasaheb Dharmadhikari, yang berdedikasi selama 30 tahun. Acara ini diadakan di Mumbai, India, pada Minggu (16/4/2023). Sejumlah 11 orang meninggal dunia karena serangan panas, setelah terpapar sinar matahari berjam-jam. (Menteri Dalam Negeri federal/Amit Shah)

Baca juga: Berita Foto : Melihat Warga Eropa Bertahan dari Gelombang Panas Ekstrem

Gelombang Panas di India

Gelombang panas telah menewaskan lebih dari 6.500 orang di India sejak 2010.

Pada tahun 2022, gelombang panas di India mencatat rekor suhu di beberapa kota di seluruh negeri, mencapai 42,8 hingga 45 derajat Celcius.

Menurut para ilmuwan, heatstrok ini menjadi lebih panas dan lebih sering terjadi di Asia Selatan seperti India dan Pakistan, yang didorong oleh perubahan iklim, dikutip dari Al Jazeera.

Pihak berwenang di negara bagian Benggala Barat, India, mengumumkan penutupan selama seminggu dari semua sekolah, perguruan tinggi dan universitas mulai Senin (24/4/2023) karena cuaca panas.

Tahun 2022 lalu, India mengalami kekurangan batu bara, yang merupakan sumber utama listrik di India, karena permintaan listrik memuncak saat cuaca panas.

Banyak bagian India mengandalkan kereta api untuk memasok air selama musim panas.

Para ilmuwan juga percaya musim hujan tahunan menjadi lebih tidak menentu dan kuat, menyebabkan banjir yang lebih besar.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait India

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan