Sabtu, 16 Agustus 2025

Perang Saudara di Sudan

Pertempuran RSF vs Militer Sudan Memasuki Hari Kedua: Puluhan Orang Tewas, 600 Lainnya Terluka

Pasukan Pendukung Cepat (RSF) pimpinan Dagalo merilis sebuah video yang menyatakan mereka telah berhasil menguasai bandara Meroe.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Twitter
Baku tembak antara pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dan angkatan militer negara di Afrika Utara itu pecah pada Sabtu (15/4/20123) yang diwarnai pembakaran 2 pesawat di bandara . 

Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Dagalo yang juga dikenal sebagai Hemedti, menggambarkan Burhan sebagai "penjahat", dan menuduhnya sebagai dalang dari pertikaian tersebut.

"Bukan kami yang melakukan ini. Kami membela diri. Kami minta maaf dan kami mengatakan kepada rakyat Sudan bahwa krisis ini akan berakhir, dan Sudan akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan ini akan menjadi pelajaran untuk dipelajari di masa depan,” ungkapnya.

Dagalo menuduh tentara Sudan melanggar gencatan senjata kemanusiaan sementara yang ditengahi oleh PBB pada Minggu malam.

"Kami diserang dari segala arah," kata Dagalo.

“Kami berhenti bertempur dan pihak lain tidak, yang membuat kami berada dalam posisi sulit, dan kami harus terus bertempur untuk mempertahankan diri," imbuhnya.

Dagalo juga berspekulasi bahwa Burhan telah kehilangan kendali atas militernya, dengan mengatakan "mereka (pasukan militef Sudan) sepertinya tidak mendengarkannya”.

Naiknya Dagalo ke tampuk kekuasaan dimulai ketika ia menjadi pemimpin pasukan Janjaweed Sudan yang terkenal kejam, yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dalam konflik Darfur pada awal 2000-an.

Kelompok tersebut menewaskan sedikitnya 118 orang dalam protes pro-demokrasi pada Juni 2019 setelah tentara menembaki demonstrasi damai.

Dia dan Burhan berperan penting dalam penggulingan Presiden Omar al-Bashir pada 2019, tetapi sejak itu mereka terjebak dalam perebutan kekuasaan, dengan ketegangan mengenai integrasi RSF ke dalam militer.

Alarm Perang Saudara

Mantan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok memperingatkan akan terjadinya perang saudara dan menyerukan negosiasi segera.

Baca juga: Kekerasan Terus Terjadi di Sudan Meski ada Gencatan Senjata, 61 Tewas Termasuk Pekerja PBB

"Perang ini harus dihentikan hari ini, perdamaian adalah satu-satunya pilihan untuk menghindari tergelincir ke dalam perang saudara," ujarnya dalam sebuah konferensi pers di Abu Dhabi pada Minggu.

Amerika Serikat dan PBB juga menyerukan diakhirinya pertempuran.

Para pemimpin Afrika mengadakan pertemuan darurat pada Minggu untuk menanggapi situasi ini.

Tetangga Sudan, Mesir dan Sudan Selatan, telah menawarkan diri untuk menjadi penengah.

Misi politik PBB di Sudan mengatakan bahwa kedua faksi yang bertikai di negara tersebut telah menyetujui sebuah "proposal" meskipun belum jelas apa isinya.

Militer telah berkuasa di Sudan sejak kudeta pada 2021, dengan Burhan dan Dagalo sebagai pemimpinnya. Kudeta pada 2021 mengakhiri pengaturan pembagian kekuasaan, setelah penggulingan al-Bashir pada 2019.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan