Senin, 6 Oktober 2025
Deutsche Welle

Kunjungi AS, PM India Narendra Modi Beryoga di Markas PBB

Kunjungan PM India Narendra Modi ke AS dimulai dengan sesi yoga di markas besar PBB di New York. Namun, salah satu tujuan kunjungan…

Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, mengikuti sesi yoga antarnegara di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, sebagai awal dimulainya kunjungan resmi kenegaraannya ke Amerika Serikat (AS).

Sesi hari Rabu (21/06) itu juga bertepatan dengan Hari Yoga Internasional, yang didukung oleh Modi sendiri menjadi sebuah resolusi pada tahun 2014 silam.

Kunjungan resmi kenegaraan pertama Modi ke AS ini memiliki misi penting, salah satunya untuk memperluas kerja sama teknologi dan pertahanan, seiring kedua negara itu tengah berusaha menghadapi ekspansi Cina di wilayah Indo Pasifik dan sekitarnya.

Modi memecahkan rekor dunia

Tikar kuning buatan India dibentangkan di halaman markas besar PBB pada hari Rabu (21/06), di saat orang-orang dari 135 negara tengah mempraktekkan salah satu disiplin kuno asal India tersebut.

"Yoga berarti bersatu. Jadi kedatangan kita bersama adalah ekspresi bentuk lain dari yoga," kata Modi. "Hari ini sungguh luar biasa, dapat melihat seluruh dunia bersatu kembali. Untuk yoga."

Organisasi pemecah rekor dunia, Guinness, mengatakan bahwa sesi yoga pada hari Rabu (21/06) itu telah mencetak rekor baru untuk banyak kebangsaan dalam satu sesi yoga.

Modi telah sering mengaplikasikan yoga sebagai salah satu kekuatan untuk mempromosikan negaranya secara halus, sejak dia berkuasa dari tahun 2014 silam.

Namun, di luar komplek PBB tersebut, sekitar 200 pendukung PM Modi dan 50 pengkritiknya tengah berunjuk rasa, lapor kantor berita AP. Banyak dari para pengkritiknya mengibarkan bendera kuning besar yang merujuk pada Khalistan, yaitu sebuah tanah air yang ingin didirikan oleh para separatis Sikh di India.

AS akan permudah visa bagi pekerja India

Departemen Luar Negeri AS akan segera mengumumkan pada hari Kamis (22/06) bahwa warga India dan pekerja asing lainnya yang memegang visa H-1B, dapat memperbarui visa mereka di AS, tanpa harus melakukan perjalanan ke luar negeri, ujar salah satu sumber. Hal itu merupakan bagian dari program percontohan yang dapat terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.

Sejauh ini, warga negara India merupakan pengguna paling aktif dari program H-1B AS dan merupakan 73% dari hampir 442.000 pekerja visa H-1B, pada tahun 2022 lalu.

"Kita semua menyadari bahwa mobilitas masyarakat kita adalah aset besar bagi negara," kata seorang pejabat AS. "Maka tujuan kami adalah untuk melakukan pendekatan dengan cara yang beragam. Departemen Luar Negeri telah bekerja sangat keras untuk menemukan cara-cara kreatif dalam melakukan sebuah perubahan," tambahnya.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS telah menolak untuk mengomentari pertanyaan tentang jenis visa mana yang akan memenuhi syarat atau pun waktu peluncuran program percontohan tersebut. Rencana program percontohan ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg Law pada Februari lalu.

Langkah-langkah ini dapat berubah sewaktu-waktu dan belum final sampai resmi diumumkan. Gedung Putih pun menolak untuk berkomentar.

Puluhan ribu visa untuk tenaga terampil

Setiap tahunnya, pemerintah AS telah menyediakan 65.000 visa H-1B untuk perusahaan yang mencari pekerja asing berkeahlian, dengan tambahan 20.000 visa untuk pekerja asing dengan gelar sarjana. Visa ini berlaku selama tiga tahun dan dapat diperpanjang untuk tiga tahun berikutnya.

Perusahaan yang paling banyak menggunakan pekerja H-1B dalam beberapa tahun terakhir, yakni Infosys (INFY.NS) yang berbasis di India, perusahaan layanan konsultansi Tata (TCS.NS), serta Amazon (AMZN.O), Alphabet (GOOGL.O), hingga Meta (META.O), menurut data pemerintah AS.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved