Deforestasi melonjak pada 2022, Indonesia disebut 'berhasil menurunkan pengurangan hutan primer'
Penebangan hutan tropis meningkat sebesar 10% pada 2022, meskipun pemimpin dunia telah membuat kesepakatan pada COP26, ungkap data…
Ini melepaskan sejumlah karbon dioksida yang setara dengan emisi bahan bakar fosil tahunan India.
"Pertanyaannya adalah, apakah kita berada di jalur yang tepat untuk menghentikan deforestasi pada 2030? Dan jawaban singkatnya adalah tidak," kata Rod Taylor dari World Resources Institute (WRI) yang menjalankan Global Forest Watch.
"Secara global, kita berada jauh dari jalur dan mengarah ke arah yang salah. Analisis kami menunjukkan deforestasi global pada 2022 mencapai lebih dari satu juta hektar di atas tingkat yang diperlukan untuk mencapai deforestasi nol pada 2030."
Brasil mendominasi hilangnya hutan tropis primer dan pada 2022 ini meningkat lebih dari 14%.
Di negara bagian Amazonas, yang merupakan rumah bagi lebih dari separuh hutan utuh Brasil, laju deforestasi meningkat hampir dua kali lipat selama tiga tahun terakhir.
Melawan tren
Jumlah pengurangan hutan primer di Indonesia berhasil diturunkan dalam beberapa tahun terakhir sejak mencatat rekor tertingginya pada 2016. Angka penurunannya lebih tinggi dibandingkan negara lain.
Analisis menunjukkan hal ini tergantung pada tindakan pemerintah dan perusahaan.
Moratorium penebangan di perkebunan kelapa sawit baru dibuat permanen pada 2019, sementara upaya untuk memantau dan membatasi kebakaran telah ditingkatkan.
Cerita serupa terjadi di Malaysia. Di negara tetangga Indonesia itu, perusahaan kelapa sawit juga tampaknya mengambil tindakan, dengan sekitar 83% dari kapasitas penyulingan minyak sawit sekarang beroperasi tanpa deforestasi, tanpa lahan gambut, dan tanpa komitmen eksploitasi.
Bolivia, salah satu dari sedikit negara yang tidak menandatangani Deklarasi Glasgow, juga mengalami percepatan laju deforestasi pada 2022, naik hampir sepertiga dalam setahun.
Pertanian komoditas adalah pendorong utama, menurut para peneliti. Ekspansi kedelai menyebabkan hampir satu juta hektar deforestasi di Bolivia sejak pergantian abad.
Meskipun Ghana di Afrika Barat hanya memiliki sedikit hutan primer yang tersisa, tetapi terjadi peningkatan kerugian sebesar 71% pada 2022, sebagian besar di kawasan lindung. Beberapa kerugian ini dekat dengan perkebunan kakao yang masih ada.
Dengan komitmen presiden baru Brasil untuk mengakhiri deforestasi di Amazon pada 2030, ada harapan baru bahwa janji yang dibuat di Glasgow pada 2021 akan lebih baik di tahun-tahun mendatang.
Namun, jika dunia ingin menjaga suhu global di bawah ambang kritis 1,5 derajat Celsius, waktu untuk bertindak terhadap hutan memang sangat singkat, kata para peneliti.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.