Belanda telah mengembalikan ratusan benda bersejarah Indonesia, termasuk 'harta karun asal Lombok', yang dijarah pada masa penjajahan
Merujuk pada catatan sejarah, ratusan kilogram, emas, perak dan permata itu dijarah oleh tentara kolonial Belanda dari Istana Tjakranegara…
Kian intensif ketika ditandai dengan pembentukan tim antara pemerintah Belanda dan Indonesia mengenai pengembalian dua tahun lalu.
Pekerjaan yang paling sulit dari pemulangan ini, ujar Hilmar, adalah kajian mendalam soal objek bersejarah yang dicuri tersebut.
Pasalnya ada artefak yang 'diambil' sekitar 250 tahun yang lalu. Untuk memastikan ke pemerintah Belanda bahwa itu milik Indonesia, pihaknya harus memiliki riwayat benda itu sebagai pembuktian.
"Tim ini bekerja, memverifikasi koleksi-koleksi yang akan dikembalikan ke Indonesia. Karena kita yang mempelajari koleksi-koleksi yang ada di Belanda itu, termasuk kategori objek yang diperoleh Belanda dengan cara-cara ilegal di masa lalu," jelasnya.
"Daftar benda-benda [yang ingin dikembalikan] itu lalu kita serahkan ke pemerintah Belanda, karena beberapa disimpan di museum-museum yang beda-beda," sambung Hilmar.
Ia juga berkata, nantinya ratusan artefak itu akan disimpan di Museum Nasional dan akan dipamerkan ke publik.
Negara-negara lain juga mulai mengembalikan artefak berharga yang dijarah dalam beberapa tahun terakhir.
Seperti yang dilakukan museum Inggris dan Jerman yang menandatangani beberapa dari apa yang disebut Perunggu Benin.
Artefak itu dicuri dari Nigeria selama ekspedisi militer Inggris berskala besar pada 1897.
"[Ini] pertama kalinya kami mengembalikan benda-benda yang seharusnya tidak pernah ada di Belanda," kata Menteri Kebudayaan Belanda, Gunay Uslu.
"Tapi kami bukan sekadar mengembalikan objek. Kami sebenarnya sedang memulai periode di mana kami lebih intensif bekerja sama dengan Indonesia dan Sri Lanka."
Sementara itu, Sri Lanka akan mengambil kembali meriam perunggu abad ke-18 yang dihias dengan mewah, yang saat ini dipajang di Rijksmuseum Amsterdam, yang dianggap sebagai hadiah dari bangsawan Sri Lanka kepada Raja Kandy pada 1740-an.
Meriam tersebut diyakini telah jatuh ke tangan Belanda pada 1765, ketika pasukan Belanda menyerang dan menaklukan kerajaan Kandy di Sri Lanka.
Menteri Kebudayaan Uslu, mengatakan pemerintah Belanda bertindak berdasarkan rekomendasi yang tercantum dalam laporan tahun 2020 oleh Komite Belanda yang menyelidiki barang seni yang diambil selama era kolonial.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.