Jumat, 5 September 2025

Mengenang jasa besar raja Hawaii, kepala negara pertama yang keliling dunia dan menghidupkan kembali budaya di negaranya

Dalam banyak hal, setiap langkah hula, pesta tradisional, dan frasa bahasa Hawaii itu adalah bentuk pengakuan terhadap upaya raja…

Dia pernah minum teh bersama Ratu Inggris, diberkati oleh Paus, dan menyebarkan budaya Hawaii ke seluruh dunia, lalu menghidupkan kembali budaya di tanah airnya.

Keheningan menyelimuti penonton di Stadion Edith Kanaka'ole di Hilo, Hawaii, saat sekelompok penari hula tampil di atas panggung.

Mereka bergerak dengan anggun, serempak, dan berirama, meneriakkan mele (nyanyian) saat menggambarkan adegan mitos Hawaii kuno.

Pertunjukan hula, yang merupakan bagian dari Festival tahunan Merrie Monarch, bukan sekadar tontonan, tapi merupakan perayaan budaya Hawaii yang kuat. Selama bertahun-tahun, pertunjukan ini dilarang.

Festival Merrie Monarch yang digelar selama seminggu (yang merayakan ulang tahun ke-60 pada April) disebut sebagai "Olimpiade hula".

Festival ini mengabadikan praktik tarian dan nyanyian sakral berusia berabad-abad, yang melestarikan dan menggambarkan bahasa, sejarah, budaya, dan agama asli Hawaii.

Setiap tahun, ribuan orang Hawaii turun ke Big Island untuk menghadiri acara tersebut. Sementara ribuan lainnya menonton siaran langsung persaingan 23 hālau (grup hula) terbaik Hawaii itu di TV.

Festival ini tidak hanya sekadar kontes hula, tapi juga pertunjukan tari, pameran seni, dan kerajinan. Parade kerajaan yang melintasi pusat kota Hilo dianggap sebagai pertunjukan budaya Hawaii terbesar di dunia.

"Ini adalah satu minggu dalam setahun, di mana kami merayakan menjadi orang Hawaii," kata Kū Kahakalau, pakar bahasa dan budaya Hawaii.

"Dan itu semua berkat upaya Raja Kalākaua."

Dijuluki "The Merrie Monarch", Raja David La'amea Kalākaua adalah raja terakhir Hawai'i.

Dia memerintah Kerajaan Hawai'i sejak 1874 sampai kematiannya pada 1891. Kenaikan tahtanya diwarnai perdebatan.

Tak lama setelah kematian Raja Kamehameha IV, yang keluarganya telah memerintah kerajaan sejak 1795, badan legislatif Hawai'i memutuskan untuk memilih ali'i (pemimpin bangsawan) asli, alih-alih janda raja.

Keputusan itu memicu kerusuhan besar-besaran. Saat pendukung ratu menyerbu gedung pengadilan Honolulu, pelaut Inggris dan Amerika yang ditempatkan di pelabuhan Honolulu dipanggil untuk memadamkan pertempuran.

Keesokan harinya, Kalākaua mengambil sumpah jabatan.

Pada masa pemerintahan Kalākaua, warisan budaya penduduk asli Hawaii berada dalam risiko besar.

Misionaris Kristen mulai berdatangan pada 1820, memperkenalkan penyakit yang membunuh penduduk asli Hawaii, mengubah penduduk pulau menjauh dari agama politeistik tradisional, dan menyusup ke sistem politik untuk menekan budaya dan kepercayaan lokal.

Salah satu cara paling signifikan yang mereka lakukan adalah dengan melarang pertunjukan hula di depan umum. Para misionaris menganggap tarian sebagai "nyanyian kafir yang keji".

Kalākaua berusaha memulihkan rasa kebanggaan nasional pada masyarakat Hawaii, dan pemerintahannya menandai periode kebangkitan budaya di seluruh pulau-pulau.

Dia hidup dengan moto Ho'oulu Lāhui (membesarkan bangsa) dan berusaha untuk mengembalikan Hawai'i untuk orang Hawaii.

Hasilnya adalah kebangkitan adat tradisional seperti bahasa, musik, seni, dan pengobatan tradisional yang telah lama dilenyapkan selama era pendahulunya yang dipengaruhi misionaris.

Salah satu pencapaian puncaknya adalah melestarikan hula. Seperti yang diproklamasikan Kalākaua: "Hula adalah bahasa hati, sehingga hula menjadi detak jantung orang Hawaii."

Bagi banyak orang di seluruh dunia, "hula" mungkin menggambarkan bar tiki, boneka penari plastik yang menggoyangkan pinggulnya di dasbor mobil, atau sejenis tarian yang hanya terjadi di resor tepi pantai.

Namun, jauh sebelum hula dikomodifikasi dan disesuaikan, hula adalah tarian sakral bagi penduduk asli Hawaii, sebuah praktik kuno yang berfungsi sebagai arsip cerita, kepercayaan, dan cara hidup.

Sebelum kedatangan Kapten James Cook pada 1778, tidak ada bahasa tertulis di Hawaii.

Orang Hawaii kuno menggunakan tradisi lisan dan hula untuk mewariskan identitas dan budaya mereka dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Bahkan ketika latihan hula dilarang, orang Hawaii menari hula dengan sembunyi-sembunyi, terus mengajarkan tarian terlarang secara rahasia di gua-gua dan daerah-daerah yang jauh.

Sebagai bagian dari kebijakan Ho'oulu Lāhui Kalākaua, hula mengalami kebangkitan.

Faktanya, upacara penobatan raja yang mewah selama dua minggu pada dasarnya adalah perayaan budaya asli Hawaii, yang menampilkan musik tradisional, hula dan lū'au – yang sebelumnya telah dilarang.

Untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-50 tiga tahun kemudian, ho'opa'a (pelantun) dan 'ōlapa (penari) tampil di depan umum untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, sementara pawai melewati pusat kota Honolulu.

Saat ini, Merrie Monarch Festival memberikan penghormatan atas kebangkitan identitas Hawaii Kalākaua.

"[Kalākaua] sangat berkomitmen, bangga, dan berpengetahuan tentang warisan Hawaii-nya," kata Kahakalau.

Dia juga mengatakan raja adalah orang pertama yang menulis Kumulipo (nyanyian penciptaan yang juga mencakup silsilah keluarga kerajaan Hawaii).

Namun, Kalākaua tidak hanya puas menghidupkan kembali kebiasaan Hawaii di Hawaii; dia ingin berbagi budaya kerajaan ke seluruh dunia.

Jadi, pada 1881, "Merrie Monarch" melanjutkan tradisi pelayaran jarak jauh Hawaii yang membanggakan dengan menghabiskan 281 hari mengelilingi dunia, menjadi kepala negara pertama yang melakukan perjalanan keliling dunia.

Selama tur diplomasi internasionalnya, Kalākaua disambut oleh Kaisar Jepang dengan Hawai'i Pono'ī (lagu kebangsaan Kerajaan, yang ditulis oleh Kalākaua).

Dia mengusulkan kebijakan imigrasi dengan politisi China; mengunjungi Patung Sphinx bersama Khedive Mesir.

Dia diberkati oleh Paus Leo XIII di Roma; minum teh dengan Ratu Victoria dari Inggris, dan naik kereta yang ditabrak banteng di Spanyol.

Di New York, Kalākaua bertemu dengan Thomas Edison untuk membahas kemungkinan mengalirkan listrik ke Honolulu.

Pada 1886, keinginan raja menjadi kenyataan. 'Iolani Palace (yang sekarang menjadi museum dan satu-satunya kediaman kerajaan di Amerika Serikat), diterangi dengan lampu listrik, lima tahun sebelum Gedung Putih melakukannya.

"Dia mampu membangun hubungan penting, menjalin koneksi, dan menandatangani perjanjian dengan banyak negara [yang menguntungkan rakyat kami]," kata Kenneth "Aloha" Victor, seorang kumu hula (guru ahli hula) dan perancang Kaulua'e, merek pakaian Hawaii.

Selain mengirim utusan ke Eropa dan Asia, Kalākaua mendirikan konsulat dan kedutaan di lebih dari 130 kota di seluruh dunia. Di Inggris Raya saja, kerajaan itu memiliki 13 konsulat.

Kembali ke rumah, selama era peningkatan melek huruf, Kalākaua bertemu dengan na kahuna (pendeta) tradisional dan na kapuna (sesepuh) untuk mengumpulkan banyak mitos dan nyanyian Hawaii kuno yang digambarkan melalui hula dan mele, dan menulisnya dalam bahasa Hawaii.

Pada 1888, dia melangkah lebih jauh dan menerjemahkan kisah-kisah ini ke dalam bahasa Inggris untuk pertama kalinya, dalam buku, Legends and Myths of Hawai'i.

Buku ini sering dia berikan sebagai hadiah kepada pejabat asing sehingga mereka mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Hawai'i, budayanya dan orang-orangnya.

Misi Kalākaua untuk mengintegrasikan Hawai'i dengan seluruh dunia juga menghasilkan pembentukan Program Pemuda Luar Negeri Hawaii.

Raja memilih pemuda Hawaii yang menurutnya dapat menjadi pemimpin masa depan kerajaan dan mengirim mereka ke luar negeri untuk mempelajari hal-hal seperti kedokteran, hukum, teknik, bahasa asing, dan seni.

Lebih dari 100 tahun kemudian, warisan program tersebut masih bergema di seluruh pulau.

Putri Abigail Kawānanakoa, cucu dari salah satu siswa yang dikirim raja ke luar negeri, memainkan peran penting dalam memulihkan 'Iolani Palace dan merupakan pendukung setia hak-hak penduduk asli Hawaii. Dia meninggal dunia pada 2022.

Kalākaua merangkul modernitas sama seperti dia menghargai budaya Hawaii.

Dia adalah seorang penemu yang rakus, merancang cetak biru untuk kapal tahan tornado, torpedo berbentuk ikan, tutup botol yang disegel, dan teropong pengintai.

Dia bahkan memasang telepon yang menghubungkan 'Iolani Palace di mana dia tinggal dan bekerja, ke rumah perahu pribadinya yang jaraknya sekitar 1,5km.

Di rumah itu dia sering menggelar lū'aus (pesta tradisional) kerajaan untuk para pejabat asing dan kepala negara.

Bagi orang Hawaii saat ini, Kalākaua lebih dari sekadar manusia renaisans.

“Ketika Kalākaua melakukan perjalanan [ke luar negeri], dia mempromosikan dan membagikan budaya kami kepada dunia,” kata Ana Kon, spesialis budaya Hawaii yang tinggal di Hilo.

"Itu sebabnya, lebih dari seabad kemudian, kami terus menghormati warisannya hari ini di Merrie Monarch Festival."

Bagi mereka yang tidak dapat memperoleh tiket ke kompetisi hula yang sangat didambakan Merrie Monarch Festival, masih ada banyak kesempatan untuk berpartisipasi dalam perayaan tersebut.

Hilo's Afook-Chinen Civic Auditorium and Butler Buildings menyelenggarakan pameran seni dan kerajinan yang semarak, menampilkan kreasi lebih dari 150 pengrajin lokal dan merek dari seluruh Hawaii.

"'Pakaian aloha' kami adalah perayaan hula," kata Victor, tentang pakaiannya, yang menurutnya menghormati orang, tempat, dan gerakan dalam budaya Hawaii.

Tentu saja, warisan Kalākaua terus hidup di luar festival.

Dalam banyak hal, setiap langkah hula, pesta tradisional, dan frasa bahasa Hawaii itu adalah bentuk pengakuan terhadap upaya raja terakhir kami untuk menghidupkan kembali budaya di negeri sendiri dan memperkenalkannya ke seluruh dunia.

Pengunjung dapat mengalami ini secara langsung di Pusat Kebudayaan Polinesia O'ahu, yang menggelar pesta tradisional Hawaii memberi penghormatan kepada Ratu Lili'uokalani.

Ratu Lili'uokalani adalah saudara perempuan Kalākaua, yang menggantikannya sampai pengusaha kulit putih menggulingkan kerajaan pada 1893.

Adapun Istana Musim Panas Ratu Emma di Honolulu menawarkan pelajaran hula kontemporer untuk orang dewasa.

Di Maui, tepatnya di Grand Wailea, Anda bisa mendengar E Ala E oli (nyanyian) di pagi hari di pantai, dan terdapat kelas bahasa interaktif untuk mengajari tamu cara mengucapkan kata-kata dalam ʻŌlelo Hawai'i (Bahasa Hawai'i).

Resor tepi pantai seperti Outrigger Reef di Pantai Waikiki mengadopsi pendekatan pariwisata regeneratif di Pusat Kebudayaan A'o dengan mempertemukan para tamu dengan para navigator dan pembuat kano tradisional Hawaii.

Para tamu juga diajari cara menggunakan alat tradisional Hawaii dan berpartisipasi dalam pelajaran hula.

“Semuanya kembali pada keyakinan [Raja Kalākaua],” kata Victor. "Hula adalah detak jantung kami, orang Hawaii."

_________

Anda dapat membaca versi asli artikel ini dengan judul King David La'amea Kalākaua: The first king to travel around the world di BBC Travel.

Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan