Bangkai kapal perang ditemukan di perairan Pulau Nusakambangan, diduga karam pada Perang Dunia II
TNI Angkatan Laut memastikan temuan bangkai kapal perang di perairan pemisah antara daratan Cilacap dengan Pulau Nusakambangan, Jawa…
Danlanal Cilacap Kolonel Laut (P) Bambang Subeno mengatakan yang perlu diwaspadai dari temuan amunisi tersebut adalah senjata dengan kaliber besa, di antaranya senjata meriam. Kapal perang pada era PD II selalu dilengkapi dengan bom laut dan bisa saja masih aktif.
Temuan signifikan
Memasuki hari kedua penyelaman, ada penemuan signifikan oleh tim Kopaska AL. Sebab, penyelam berhasil menemukan area chamber atau tempat penyimpanan senjata dan amunisi.
“Pada hari kedua penyelaman, tim Kopaska menemukan tempat penyimpanan senjata. Ini menguatkan bahwa bangkai kapal yang ditemukan adalah kapal perang,” jelas Danlanal Cilacap Kolonel Laut (P) Bambang Subeno.
Menurut Danlanal, adanya bangkai kapal tersebut sesuai dengan survei yang dilaksanakan Pelindo (Pelabuhan Indonesia) pada Februari 2023 lalu. Waktu itu, di titik yang menjadi tempat penyelaman tim Kopaska, ditemukan ada tampilan foto bawah air berupa benda dengan panjang 40 meter dan lebar 30 meter.
“Hanya saja waktu itu tidak bisa diidentifikasi. Kalau sekarang, sudah semakin jelas jika benda itu adalah bangkai kapal perang. Tetapi spesifikasi kapal dan namanya belum dapat diketahui. Bahkan, selama dua kali penyelaman ditemukan 6.000 amunisi,”jelasnya.
Direktur Operasi Pusat Komando Pasukan Katak (Puskopaska) Letkol Laut (P) Yudo Ponco mengatakan selama dua hari pihaknya menelusuri serpihan bangkai kapal.
“Kami menemukan satu chamber, sebuah ruangan dengan tinggi sekitar tiga meter. Di dalam chamber, kami menemukan adanya amunisi yang masih utuh. Kuningan dengan proyektil dan selongsong masih bagus. Bahkan kita masih bisa membaca headstamp. Amunisi yang ditemukan dan kondisinya utuh adalah kaliber 12,7 mm,” paparnya.
Namun demikian, nama kapal sudah tidak bisa terbaca dan tidak bisa tertangkap kamera karena begitu gelap kondisi bawah air. Para penyelam memperkirakan dimensi kapal berukuran antara 40 meter hingga 50 meter.
Kapal perang AS yang ditenggelamkan Jepang?
Penyelam Ady Setyawan yang mempelajari sejarah maritim, mengatakan perang di kawasan Cilacap terjadi dua kali yakni pada 1942 dan 1947 ketika agresi militer Belanda. “Dari data sejarah, surat kabar waktu itu menuliskan ada 23 kapal. Waktu itu, Cilacap dibombardir dan luluh lantak,” jelasnya.
Dijelaskan oleh Ady, Cilacap waktu itu merupakan pelabuhan yang sangat penting. Karena sebagai pintu belakang Hindia Belanda. “Orang-orang Belanda berkumpul di sini untuk melarikan diri ke Australia,”katanya.
Pada waktu itu, lanjutnya, banyak kapal-kapal yang tenggelam, termasuk USS Langley. Namun lokasinya belum dapat diketahui, apakah di selat pemisah daratan Cilacap atau di sebelah selatan Pulau Nusakambangan.
“USS Langley misinya adalah mengirimkan bantuan kepada Belanda, tetapi kena hajar dulu. Tetapi apakah yang ditemukan amunisi tersebut adalah USS Langley, itu belum dapat dipastikan. Meski ada dugaan ke sana, karena ada penemuan amunisi produksi Amerika,”ujar Ady.
Berdasarkan informasi dari situs sejarah maritim AS, USS Langley adalah kapal induk pengangkut pesawat. Kapal itu berangkat dari Freemantle, Australia, pada 22 Februari 1942 dalam konvoi. Namun, kapal tersebut meninggalkan konvoi lima hari kemudian untuk mengantarkan 32 pesawat tempur P 40 ke Skuadron Pengejar ke-13 di Cilacap.
Pada 27 Februari 1942, sembilan pesawat pengebom Jepang menyerang USS Langley dan kapal itu mengalami lima hantaman. Tidak dapat melewati mulut sempit Pelabuhan Cilacap, USS Langley tidak dapat melaju. Ruang mesin utamanya kebanjiran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.