Sabtu, 23 Agustus 2025

Bangkai kapal perang ditemukan di perairan Pulau Nusakambangan, diduga karam pada Perang Dunia II

TNI Angkatan Laut memastikan temuan bangkai kapal perang di perairan pemisah antara daratan Cilacap dengan Pulau Nusakambangan, Jawa…

TNI Angkatan Laut memastikan temuan bangkai kapal perang di perairan pemisah antara daratan Cilacap dengan Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah, setelah melakukan penyelaman selama dua hari.

Kabar mengenai penemuan bangkai kapal perang berawal pada Sabtu (15/7) malam, sekitar pukul 21.00 WIB.

Dua nelayan bernama Mukmin (35) dan Surono (45), asal Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Jawa Tengah, melakukan penyelaman di sekitar dermaga di Segara Anakan. Saat menyelam, mereka menemukan amunisi yang kemudian dilaporkan ke Pangkalan TNI AL di Cilacap.

Dari informasi kedua nelayan itu, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Cilacap, Kolonel Laut (P) Bambang Subeno, langsung melakukan pengecekan dan menemukan ribuan amunisi dari kaliber 7,62 mm hingga 12,7 mm.

“Kami melakukan identifikasi titik di mana ada penemuan ribuan amunisi dan melaksanakan pengamanan area. Hal itu dilakukan untuk menjaga kemungkinan senjata yang masih tersisa di sekitar titik penemuan guna menghindari penyalahgunaan dari pengambilan oleh masyarakat," jelas Bambang, sebagaimana dilaporkan wartawan Liliek Dharmawan di Cilacap yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Menurut Bambang, amunisi yang paling awal ditemukan kondisinya sudah buruk, serbuk telah dibuang, dan antara selongsong dengan proyektil telah terpisah.

Kemudian pada Minggu (16/7) sekitar pukul 09.30 WIB pihaknya telah melaksanakan pemetaan lokasi daerah penemuan amunisi di bawah laut. Pihaknya kemudian menduga amunisi-amunisi tersebut berasal dari kapal perang yang tenggelam di perairan alur Cilacap.

Untuk mengetahui kejelasannya, Bambang kemudian meminta bantuan dari Underwater Documentary Team (UDT) Pusat Komando Pasukan Katak (Puskopaska) yang mempunyai kemampuan penyelaman di sekitar bangkai kapal dan dokumentasi bawah air.

Pengerahan Pasukan Katak

Pada Kamis (20/7), Tim Puskopaska TNI AL kemudian melaksanakan penyelaman untuk menindaklanjuti temuan ribuan amunisi di perairan Pulau Nusakambangan. Ada tujuh personel yang dilibatkan, terdiri dari lima personel Kopaska dan satu orang historical diver, dan satu technical diver. Mereka dipimpin oleh Direktur Operasi Pusat Komando Pasukan Katak (Puskopaska) Letkol Laut (P) Yudo Ponco.

Menurut Yudo, pihaknya dari UDT bekerja sama dengan historical diver dan technical diver melakukan identifikasi temuan amunisi.

“Langkah awal adalah pemetaan terlebih dahulu untuk menentukan titik penyelaman. Kemudian setelah kami lakukan identifikasi dari kode yang tertera di amunisi, dimungkinkan bukan produksi Indonesia. Membaca dari head stamp, itu kode yang ada di kepala amunisi. Dari head stamp tersebut, senjata itu memang bukan buatan Indonesia tapi Amerika. Asalnya dari senjata browning yang saat itu digunakan pada saat era PD II. Utamanya sebagai senjata pertahanan udara yang menempel di sayap pesawat,” jelas Yudo.

Mengapa senjata pesawat bisa sampai di lautan?

Danlanal Cilacap, Kolonel Laut (P) Bambang Subeno, menduga pesawat tersebut diangkut oleh kapal perang pada era PD II.

“Amunisi tersebut dipasang di pesawat Amerika jenis P40E yang kemungkinan diangkut oleh kapal perang USS Langley. Kalau bisa mengangkut pesawat berarti dia jenisnya induk. Namun, ini belum dapat dipastikan,” papar Bambang.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan