Warteg: Komunitas yang membantu para pengusaha Warung Tegal bertahan di tengah inflasi besar-besaran
Para pemilik warteg se-Jabodetabek berkumpul bersama dan membentuk komunitas yang dinamakan Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara)…
Bermula dari sebuah paguyuban yang berisi keluarga dan tetangga sekampung yang berdiri pada 2004, kini Kowantara sudah bertumbuh menjadi komunitas berbadan hukum dengan 10.000 anggota yang terdaftar.
Walaupun saat ini, sebagian besar anggotanya berada di kawasan Jabodetabek, Tarsih mengatakan para pengurusnya berharap komunitas itu dapat meluas hingga mencakup para pemilik warteg se-Indonesia.
"Cita-citanya pengen ini biar se-nusantara. Jadi teman-teman sudah mulai ada yang dari Surabaya, ada yang orang Jogja, dan ada yang dari Lampung."
Bagaimana Kowantara membantu para pengusaha warteg?
Ketua Komunitas Warteg Nusantara, Mukroni, mengaku pada awal mulanya Kowantara dibentuk dengan tujuan dilahturahmi, agar para pemilik warteg dapat saling kenal dan berkumpul bersama. Namun, kini fungsinya sudah berkembang menjadi lebih luas.
“ Jadi silaturahmi istilahnya, sebagi bentuk persaudaraan antar-para pegiat warteg. Yang kedua, ya kalau bisa kita menggerakkan ekonomi, kita nanti akan mendirikan beberapa koperasi,“ kata Mukroni kepada BBC News Indonesia.
Koperasi yang dimaksud Mukroni juga diberi nama Kowantara, yakni Koperasi Warteg Nusantara. Koperasi-koperasi tersebut digunakan oleh komunitas itu untuk membeli bahan-bahan dasar makanan dalam jumlah besar dan disalurkan kepada para anggota.
“Itu ide kita, gagasan kita untuk mewadahi agar mereka [para pemilik warteg] dapat memperoleh harga bahan sembako, bahan pokok untuk kebutuhan warteg dengan harga yang cukup murah dan berkualitas,“ ujarnya.
Koperasi itu ternyata menjadi sangat berguna dalam mengatasi lonjakan harga bahan pangan, terutama minyak goreng yang sempat mengalami kelangkaan di pasar. Ada pula bahan makanan lain seperti beras dan telur yang disediakan oleh koperasi.
“Jadi kalau kita kompak, kalau kita bersama solid, kita akan bisa mendapatkan harga murah, barangnya berkualitas,“ lanjutnya.
Selain menyediakan bahan makanan dengan harga terjangkau, Kowantara juga mengadakan pelatihan-pelatihan untuk anggotanya yang ingin meningkatkan skill mereka di bidang kuliner, baik itu dari segi kesehatan ataupun modifikasi menu.
“Kita pernah kerjasama itu dengan Unilever, misalnya dengan bahan baku yang murah tapi tidak mengandung bahan kimia.
Jadi masih ada keterkaitan dengan makanan. Dari segi halal, kesehatan, kebersihan, ya terus pembiayaan, akses. Misalnya ada bank yang mau menyalurkan PUR, monggo silakan daftar.
Lebih lanjut, Mukroni mengatakan bahwa Kowantara juga membantu legalitas usaha para anggotanya dengan dalam pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB).
Dengan memiliki NIB, sambungnya, para pemilik warteg dapat dipermudah dalam mengakses layanan perbankan dan terdaftar untuk menerima bantuan pemerintah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.