Minggu, 24 Agustus 2025

Cacing Parasit Ditemukan Hidup di Otak Wanita, Biasanya jadi Inang Ular Piton Karpet

Cacing gelang Ophidascaris Robertsi, yang biasanya menjadi inang ular piton karpet itu dikeluarkan dari tubuh pasien setelah operasi otak.

ANU
Cacing gelang Ophidascaris robertsi – yang biasanya menjadi inang ular piton karpet – dikeluarkan dari tubuh pasien setelah operasi otak – dalam keadaan hidup dan menggeliat. Larva cacing tersebut juga diduga telah menginfeksi organ lain di tubuh wanita tersebut, termasuk paru-paru dan hatinya. 

Kumpulkan Sayuran di Dekat Rumah yang Lokasinya Tak Jauh dari Danau

Baca juga: Ahli Bedah AS Eksperimen Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia yang Mati Otak

Para peneliti kemudian mempublikasikan temuan mereka di jurnal Emerging Infectious Diseases.

Cacing gelang Ophidascaris robertsi – yang biasanya menjadi inang ular piton karpet – dikeluarkan dari tubuh pasien setelah operasi otak – dalam keadaan hidup dan menggeliat. Larva cacing tersebut juga diduga telah menginfeksi organ lain di tubuh wanita tersebut, termasuk paru-paru dan hatinya.
Cacing gelang Ophidascaris robertsi – yang biasanya menjadi inang ular piton karpet – dikeluarkan dari tubuh pasien setelah operasi otak – dalam keadaan hidup dan menggeliat. Larva cacing tersebut juga diduga telah menginfeksi organ lain di tubuh wanita tersebut, termasuk paru-paru dan hatinya. (ANU)

Mereka mengatakan wanita tersebut mungkin tertular penyakit tersebut dari Warrigal greens yang dia kumpulkan di dekat rumahnya dan kemudian dimasak.

Untuk diketahui, Warrigal greens merupakan sejenis sayuran lokal - orang Austalia menyebutnya bayam Inggris -.

Sayuran perdu tersebut merupakan habitat ular piton - yang bertelur parasit melalui kotorannya -.

ANU menggambarkan sayuran itu sangat mudah tumbuh subur di berbagai lingkungan.

Pasien tinggal di dekat area danau yang dihuni ular piton karpet.

Meskipun tidak ada kontak langsung dengan ular, dia sering mengumpulkan bayam Inggris, termasuk sayuran hijau, dari sekitar danau untuk digunakan dalam memasak.

Gejala yang Dialami

Direktur Mikrobiologi Klinis Rumah Sakit Canberra dan profesor di ANU Medical School, Karina Kennedy, mengatakan gejala yang dialami wanita tersebut pertama kali muncul pada Januari 2021.

Ketika gejala tersebut memburuk selama tiga minggu, dia kemudian dirawat di rumah sakit.

“Awalnya dia mengalami sakit perut dan diare, diikuti demam, batuk, dan sesak napas," jelasnya.

"Jika dipikir-pikir, gejala-gejala ini kemungkinan besar disebabkan oleh migrasi larva cacing gelang dari usus ke organ lain, seperti hati dan paru-paru," paparnya.

Baca juga: Ular Istimewa Berkepala Dua Dipajang di Kebun Binatang: Punya Dua Otak Tapi Satu Badan

Gejala tersebut dirasakan wanita asal New South Wales itu selama tiga minggu, diikuti dengan batuk kering terus-menerus, demam, dan keringat di malam hari.

"Sampel pernapasan dan biopsi paru dilakukan; Namun, tidak ada parasit yang teridentifikasi dalam spesimen ini,” katanya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan