Bukan di Ukraina, Kawasan Korea Diprediksi Jadi Lokasi yang Lebih Realistis Pecahnya Perang Nuklir
Shashank S Patel, analis geopolitik yang memantau tren di Asia Timur, berbagi pengamatannya mengenai potensi konflik nuklir di semenanjung Korea.
Penulis:
Malvyandie Haryadi
Sebaliknya, peningkatan ketegangan nuklir di semenanjung mengalami percepatan yang cepat dan signifikan.
Di sisi lain, Korea Selatan sangat bergantung pada aliansi teguhnya dengan Amerika Serikat.
Pada bulan April, negara tersebut menyatakan bahwa mereka tidak berniat menjalankan program senjata nuklir independen.
Komitmen ini merupakan bagian dari perjanjian yang disebut Deklarasi Washington, yang juga membentuk mekanisme konsultasi nuklir bilateral yang baru. Mekanisme ini mengambil inspirasi dari kerangka kerja yang dibangun pada era Perang Dingin AS-Eropa.
Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Amerika Serikat juga mengungkapkan niatnya untuk mengambil tindakan yang “lebih nyata” di Semenanjung Korea.
Langkah-langkah ini mencakup pengerahan rutin “aset strategis” AS, yang mencakup pesawat pengebom berat dan kapal induk, serta kehadiran rutin kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir AS.
Namun, skenario ini telah memicu tanggapan keras dari Korea Utara, memperingatkan AS agar tidak terlibat di wilayah tersebut dan menghubungkan peningkatan ketegangan di Semenanjung Korea dengan tindakan Amerika.
Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.272: Ukraina dan Rusia Ributkan Jaminan Keamanan, Perang Berakhir? |
![]() |
---|
Setengah Juta Warga Israel Turun ke Jalan, Tuntut Perang Gaza Diakhiri dan Gencatan Senjata |
![]() |
---|
4 Pemimpin Eropa Dijadwalkan Hadiri Pertemuan Trump dan Zelensky di Gedung Putih Besok |
![]() |
---|
Melania Trump Tulis Surat ke Putin, Singgung Penderitaan Anak-anak Korban Perang Ukraina |
![]() |
---|
Putin Dikawal Pulang ke Rusia dengan Jet Tempur Canggih F-35, Kremlin Unggah Video dari dalam Kabin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.