Jumat, 22 Agustus 2025

Populer Internasional: Remaja Diduga Dipukuli Polisi Moral Iran - Mantan Jurnalis Rusia Dipenjara

Rangkuman berita populer internasional, di antaranya remaja 16 tahun diduga dipukuli polisi Iran hingga koma.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Kolase Tribunnews
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya remaja 16 tahun diduga dipukuli polisi Iran hingga koma. 

Kapal-kapal tersebut awalnya disita oleh pasukan angkatan laut AS pada Desember 2022 dan dipindahkan dari Garda Revolusi Iran ke pasukan Houthi di Yaman.

“AS berkomitmen untuk bekerja sama dengan sekutu dan mitra kami untuk melawan aliran bantuan mematikan Iran di kawasan dengan segala cara yang sah termasuk sanksi AS dan PBB dan melalui larangan,” tambahnya.

Amunisi itu sepertinya tidak akan membuat perbedaan besar di medan perang pada saat senjata jarak jauh.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Mantan Jurnalis TV Rusia Marina Ovsyannikova Dijatuhi Hukuman 8,5 Tahun Penjara

(FILES) Jurnalis Rusia yang memprotes invasi Ukraina secara langsung di televisi Marina Ovsyannikova berpose selama sesi foto sebelum konferensi pers di LSM
(FILES) Jurnalis Rusia yang memprotes invasi Ukraina secara langsung di televisi Marina Ovsyannikova berpose selama sesi foto sebelum konferensi pers di LSM "Reporter tanpa batas" (RSF) di Paris pada 10 Februari 2023. (JOEL SAGET / AFP)

Baca juga: Lakukan Aksi Protes Perang saat Siaran Langsung di TV, Jurnalis Rusia Dijatuhi Hukuman 8,5 Tahun

Di awal invasi Rusia ke Ukraina yang diluncurkan pada Februari 2022 yang lalu, dunia dihebohkan dengan aksi protes seorang jurnalis TV pemerintah.

Jurnalis wanita bernama Marina Ovsyannikova mendadak menginterupsi siaran langsung dengan mengangkat plakat bertuliskan "stop war" dan "mereka berbohong kepada Anda", dilansir Al Jazeera.

Kabar terbaru, Marina Ovsyannikova telah dijatuhi hukuman 8,5 tahun penjara dalam persidangan In Absentian pada Rabu (4/10/
2023).

Untuk dicatat, persidangan In Absentian secara umum merupakan proses suatu persidangan yang tidak dihadiri oleh pihak terdakwa dalam perkara acara pidana.

Lebih lanjut, Ovsyannikova mengunggah pernyataan di Telegram menjelang putusan yang menyebut tuduhan itu "tidak masuk akal dan bermotif politik".

"Tentu saja saya tidak mengakui kesalahan saya," tulisnya.

"Saya tidak akan menarik kembali satu kata pun," tegasnya.

Berdasarkan unggahan pengadilan di Telegram, Marina Ovsyannikova dinyatakan bersalah karena menyebarkan informasi palsu yang disengaja tentang angkatan bersenjata Rusia.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan