Gempa Bumi di Afghanistan
Update Gempa Bumi Afghanistan : 6 Desa Hancur dan Ratusan Warga masih Terkubur di Bawah Puing-puing
Korban selamat dan korban terjebak di bawah bangunan yang roboh, wajah mereka kelabu karena terkena debu
Penulis:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, AFGHANISTAN - Diperkirakan korban tewas akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan M 6,2 di Afghanistan barat telah melampaui 2.000 orang.
Jumlah tersebut mungkin akan bertambah mengingat gempa ini paling mematikan yang melanda negara itu dalam dua dekade terakhir.
Pada hari Minggu, orang-orang berusaha menggali korban tewas dan terluka dengan tangan mereka di Herat, memanjat bebatuan dan puing-puing.
Korban selamat dan korban terjebak di bawah bangunan yang roboh, wajah mereka kelabu karena debu.
Sebuah video yang dibagikan secara online menunjukkan orang-orang membebaskan seorang bayi perempuan dari reruntuhan bangunan setelah terkubur hingga ke lehernya dalam puing-puing.
Baca juga: Update Gempa Bumi Afghanistan: 2.053 Orang Tewas, 9.240 LainnyaTerluka
Sebuah tangan terlihat menggendong tubuh bayi tersebut saat tim penyelamat mengeluarkan anak tersebut dari tanah.
Tim penyelamat mengatakan itu adalah ibu dari bayi tersebut dan tidak jelas apakah sang ibu selamat.
Juru bicara Kementerian Penerangan dan Kebudayaan, Abdul Wahid Rayan mengatakan, selain 2.060 orang tewas ada 1.240 orang luka-luka dan 1.320 rumah hancur total.
"Sekitar enam desa telah hancur dan ratusan warga sipil terkubur di bawah puing-puing dan kami membutuhkan bantuan segera," katanya seperti dilansir dari aljazeera, Minggu (8/10/2023).
Gempa berkekuatan Magnitudo 6,3 melanda 40 km (24 mil) barat laut kota Herat sekitar pukul 11 pagi pada hari Sabtu (06:30 GMT), menurut Survei Geologi AS (USGS).
Gempa susulan yang kuat terasa di provinsi tetangga Badghis dan Farah.
Seorang relawan penyelamat, yang tidak mau disebutkan namanya, dari Zenda Jan, distrik yang terkena dampak paling parah di Herat mengatakan, tim SAR tidak terlatih dengan baik dan tidak memiliki peralatan modern.
“Sayangnya kami kehilangan banyak orang di sebelah barat Herat di distrik Zenda Jan dan Ghorian,” katanya.
“Tragedi ini sangat besar, kami tidak dapat menjelaskannya kepada Anda dengan kata-kata sederhana.
Orang-orang masih terjebak di puing-puing, mereka masih hidup, tapi kami tidak dapat menjangkau mereka," katanya.
Dia mendesak PBB dan organisasi internasional lainnya untuk membekali warga Afghanistan dengan tim pencarian dan penyelamatan yang terlatih, peralatan modern, dan anjing penyelamat untuk membantu menemukan mereka yang masih terjebak di dalam.

Setidaknya selusin tim telah dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan, termasuk dari militer dan organisasi nirlaba seperti Bulan Sabit Merah.
Badan migrasi PBB telah mengerahkan empat ambulans dengan dokter dan konselor dukungan psikososial ke rumah sakit regional.
Setidaknya tiga tim kesehatan keliling sedang dalam perjalanan ke distrik Zenda Jan, yang merupakan salah satu daerah yang terkena dampak paling parah.
Unit Organisasi Kesehatan Dunia di Afghanistan mengatakan pihaknya mengirimkan 12 ambulans ke Zendeh Jan untuk memindahkan orang-orang yang terluka ke rumah sakit.
Doctors Without Borders mendirikan lima tenda medis di Rumah Sakit Daerah Herat untuk menampung hingga 80 pasien.
Pihak berwenang telah merawat lebih dari 300 pasien, menurut badan tersebut.
Irfanullah Sharafzai, juru bicara Masyarakat Bulan Sabit Merah Afghanistan, mengatakan tujuh tim sibuk dengan upaya penyelamatan sementara tim lain datang dari delapan provinsi terdekat.
“Sebuah kamp sementara telah didirikan untuk orang-orang yang kehilangan rumah dan membutuhkan perlindungan saat ini,” kata Sharafzai kepada The Associated Press.
“Apa pun yang kami bisa, kami akan lakukan untuk masyarakat miskin dan membutuhkan di masa sulit ini.”
Di kota Herat, warga Abdul Shakor Samadi mengatakan gempa tersebut diikuti oleh setidaknya lima gempa susulan kuat sekitar tengah hari.
“Semua orang keluar dari rumahnya,” kata Samadi.
“Rumah, kantor, dan toko semuanya kosong dan ada kekhawatiran akan terjadinya gempa bumi lagi. Saya dan keluarga saya berada di dalam rumah kami," katanya. (aljazeera/AP)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.