Kamis, 21 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Erdogan: Benjamin Netanyahu Sudah Tak Bisa Diajak Bicara, Turki Tarik Duta Besar untuk Israel

Turki menarik Duta Besarnya untuk Israel, menghapuskan nama Benjamin Netanyahu. Langkah itu diambil sebagai protes atas pembantaian warga sipil Gaza.

Editor: Muhammad Barir
Adem ALTAN / AFP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Turki menarik Duta Besarnya untuk Israel, menghapuskan nama Benjamin Netanyahu. Turki pada Sabtu mengatakan pihaknya menarik duta besarnya untuk Israel dan memutuskan hubungan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. 

Massa Pro-Palestina mencoba menyerbu pangkalan udara yang menampung pasukan AS di Turki.

Polisi Turki menggunakan gas air mata dan meriam air ketika ratusan orang dalam unjuk rasa pro-Palestina pada Minggu mencoba menyerbu pangkalan udara yang menampung pasukan AS.

Itu terjadi beberapa jam sebelum Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dijadwalkan datang ke Ankara untuk pembicaraan mengenai Gaza.

Turki, yang semakin meningkatkan kritiknya terhadap Israel ketika krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, mendukung solusi dua negara sambil menjadi tuan rumah bagi anggota kelompok militan Palestina Hamas.

Sejak perang Israel-Hamas dimulai, protes meletus di seluruh negeri.

Awal pekan ini, IHH Humanitarian Relief Foundation, sebuah lembaga bantuan Islam Turki, mengorganisir konvoi untuk melakukan perjalanan ke pangkalan udara Incirlik di provinsi Adana di Turki selatan.

Mereka memprotes serangan Israel di Gaza dan dukungan AS terhadap militer Israel.

Incirlik, yang digunakan untuk mendukung koalisi internasional melawan ISIS di Suriah dan Irak, juga menampung pasukan AS. Demonstrasi atau Protes IHH meminta Incirlik ditutup.

Rekaman dari protes menunjukkan polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air untuk membubarkan massa yang mengibarkan bendera Turki dan Palestina serta meneriakkan slogan-slogan.

Para pengunjuk rasa menutupi wajah mereka untuk melindungi diri dari gas air mata yang ditembakkan oleh polisi anti huru-hara Turki selama demonstrasi Pro-Palestina menentang kunjungan Menteri Luar Negeri AS ke Turki di dekat Pangkalan Udara Incirlik, yang menampung pasukan AS, di Adana, Turki selatan, pada 5 November , 2023.
Para pengunjuk rasa menutupi wajah mereka untuk melindungi diri dari gas air mata yang ditembakkan oleh polisi anti huru-hara Turki selama demonstrasi Pro-Palestina menentang kunjungan Menteri Luar Negeri AS ke Turki di dekat Pangkalan Udara Incirlik, yang menampung pasukan AS, di Adana, Turki selatan, pada 5 November , 2023. (BISA EROK / AFP)

Para pengunjuk rasa menggulingkan barikade dan bentrok dengan polisi yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara.

Para pengunjuk rasa juga terlihat melemparkan kursi plastik, batu, dan barang-barang lainnya ke arah polisi, yang kemudian menembakkan bom asap ke arah kerumunan.

Bentrok pun terjadi antara massa dan aparat keamanan

Presiden IHH Bulent Yildirim berpidato di depan massa di Adana dan mendesak mereka untuk tidak menyerang polisi.

“Teman-teman, melempar batu atau melakukan hal serupa itu salah karena baik polisi maupun tentara ingin pergi ke Gaza dan berperang dan mereka akan pergi ketika saatnya tiba,” katanya seperti dikutip dari Reuters.

“Kemarahan kami sangat besar. Kami tidak bisa menahannya. Namun Turki melakukan apa yang mereka bisa,” tambahnya.

IHH mengakhiri unjuk rasa lebih awal dari yang direncanakan karena bentrokan dengan polisi.

Unjuk rasa ini terjadi beberapa jam sebelum Blinken diperkirakan tiba di Ankara untuk melakukan pembicaraan mengenai Gaza dengan timpalannya dari Turki Hakan Fidan pada hari Senin, dan setelah berulang kali dikritik oleh Ankara terhadap Barat atas dukungannya terhadap Israel.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan