Kamis, 11 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

1,6 Juta Warga Gaza Jadi Pengungsi, Ribuan Menyelamatkan Diri ke Selatan dengan Berjalan Kaki

Saat ini 1,6 juta dari 2,3 juta penduduk Kota Gaza berubah menjadi pengungsi karena gempuran Israel yang tidak pernah berhenti dan mengusir mereka.

Penulis: Choirul Arifin
Al Jazeera
Sedikitnya 4.324 anak-anak warga Palestina di Gaza terbunuh sejak Israel melakukan operasi militernya pada 7 Oktober 2023. 

TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Korban warga sipil Palestina terus berjatuhan memasuki hari ke-33 pertempuran pejuang Hamas dan pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza, Rabu 8 November 2023. 

Saat ini sudah 70 persen atau sekitar 1,6 juta dari 2,3 juta penduduk Kota Gaza berubah menjadi pengungsi, meninggalkan rumah mereka untuk menyelamatkan diri dari gempuran serangan udara jet tempur Israel berikut serangan pasukan artilerinya di hampir seluruh wilayah Gaza.

Selama satu bulan lebih pemboman tanpa henti di Gaza sejak serangan Hamas telah menewaskan lebih dari 10.300 warga Palestina – dua pertiga dari mereka adalah perempuan dan anak di bawah umur, menurut Kementerian Kesehatan Gaza di wilayah yang dikuasai Hamas.

Lebih dari 2.300 orang rakyat Palestina lainnya diyakini telah terkubur akibat serangan yang dalam beberapa kasus telah menghancurkan seluruh blok kota.

Mengutip Arab News, para pejuang Hamas membunuh lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil Israel, dan sebagian besar dalam serangan 7 Oktober di mana mereka menangkap 242 orang, termasuk anak-anak dan orang lanjut usia.

Israel mengklaim hanya 31 tentaranya tewas di Gaza sejak serangan darat dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu.

Ribuan warga Palestina melarikan diri ke selatan dengan berjalan kaki hanya dengan membawa apa yang bisa mereka bawa setelah kehabisan makanan dan air di Gaza utara, sebut sebuah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Israel mengklaim pasukannya sedang memerangi militan Hamas jauh ke dalam kota Gaza.

Namun semakin banyaknya jumlah penduduk yang mengungsi ke wilayah selatan menunjukkan adanya situasi yang semakin menyedihkan di dalam dan sekitar kota terbesar di Gaza, yang telah mengalami pemboman besar-besaran oleh Israel.

Perang yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober di wilayah Israel telah memasuki bulan kedua, dengan situasi kemanusiaan yang semakin mengerikan di wilayah kantong Palestina yang terkepung dan belum terlihat adanya akhir.

Baca juga: Menteri Israel Keceplosan Ngomong Senjata Nuklir, Kemenlu Rusia Sindir IAEA Kemana Saja Selama Ini

Israel mengatakan perangnya untuk mengakhiri pemerintahan Hamas dan menghancurkan kemampuan militernya akan memakan waktu lama dan sulit. Israel menegaskan akan mempertahankan kendali atas wilayah pesisir tersebut tanpa batas waktu.

Dukungan terhadap perang ini tetap kuat di Israel, dimana fokusnya adalah pada penderitaan lebih dari 240 sandera warga Israel yang ditahan oleh Hamas dan kelompok militan lainnya.

Sekitar 15.000 rakyat Palestina meninggalkan Gaza utara Selasa lalu. Jumlah ini tiga kali lipat jumlah orang yang meninggalkan Gaza pada hari Senin – menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.

Mereka menggunakan jalan raya utama utara-selatan Gaza selama empat jam setiap hari yang diumumkan oleh Israel.

Baca juga: MER-C: Israel Bikin Kebohongan Publik Seolah Rumah Sakit Indonesia Punya Bunker BBM untuk Hamas

Mereka mengungsi termasuk anak-anak, orang lanjut usia, dan penyandang disabilitas, dan sebagian besar berjalan kaki dengan membawa barang-barang seadanya, sebut badan PBB.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan