Selasa, 2 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Jerman Kritik Invasi Israel di Tepi Barat, Sindir Arab Tak Bantu Palestina

Olaf Scholz kecewa dengan pemukiman Israel di Tepi Barat. Ia menyindir negara-negara Arab yang minim bantuan ke Palestina dibandingkan AS dan Barat.

Editor: Nuryanti
ANDERSEN ANEH / AFP
Kanselir Jerman Olaf Scholz memberikan pernyataan pers di Kantor Kanselir di Berlin pada 15 November 2023 setelah pengadilan tinggi Jerman memutuskan menentang pemerintah dalam kasus yang berpusat pada apakah pemerintah telah melanggar aturan utang. --- Jerman mengkritik pemukiman Israel di Tepi Barat. 

TRIBUNNEWS.COM - Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengkritik kebijakan pemukiman Israel di Tepi Barat, Palestina, yang diduduki.

Ia mengulangi seruan untuk solusi dua negara bagi Israel dan Palestina.

“Kami tidak ingin ada pemukiman baru di Tepi Barat, tidak ada kekerasan yang dilakukan pemukim (Israel) terhadap warga Palestina di Tepi Barat,” kata Olaf Scholz saat berkunjung ke Nuthetal di negara bagian Brandenburg, Jerman, Sabtu (18/11/2023).

Menurutnya, hasil terbaik bagi Israel dan Palestina adalah solusi dua negara.

"Harus ada kemungkinan hidup berdampingan secara damai antara Israel sebagai sebuah negara dan negara Palestina," kata Olaf Scholz, dikutip dari Reuters.

Ia mengatakan, jika politisi Israel menghindari pembentukan dua negara ini, maka Jerman tidak akan mendukung mereka.

Baca juga: Israel Serang 2 Sekolah PBB di Kamp Jabalia, Lebih dari 80 Warga Gaza Tewas

“Jika beberapa pihak dalam politik Israel menjauhkan diri dari hal ini, kami tidak akan mendukung mereka,” tambahnya.

Olaf Scholz juga menekankan pentingnya bantuan kemanusiaan Jerman bagi Palestina.

Menurutnya, Jerman bersama Amerika Serikat (AS) berada di pihak Israel.

Seorang pria berjalan di antara mayat-mayat yang terbungkus kafan dari mereka yang tewas dalam pemboman Israel di Deir Balah di Jalur Gaza tengah, di rumah sakit Shuhada Al-Aqsa di kota yang sama pada 6 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Seorang pria berjalan di antara mayat-mayat yang terbungkus kafan dari mereka yang tewas dalam pemboman Israel di Deir Balah di Jalur Gaza tengah, di rumah sakit Shuhada Al-Aqsa di kota yang sama pada 6 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (MAHMUD HAMS / AFP)

Meski demikian, pemimpin Jerman itu mengklaim selama ini Jerman dan AS adalah pendonor bantuan kemanusiaan terbesar bagi Palestina, bukan negara-negara Arab yang berada di sekitar Palestina.

“Bukan negara-negara yang berada dalam lingkungan tersebut, meskipun beberapa di antaranya sangat kaya,” katanya mengacu pada negara-negara Arab.

“Kamilah yang memungkinkan dijalankannya sekolah dan rumah sakit di sana,” ujarnya terkait wilayah Palestina.

Kanselir Jerman Olaf Scholz berbicara dalam konferensi pers bersama setelah bertemu dengan mitranya dari Austria di Salzburg, Austria, pada 18 Agustus 2023.
Kanselir Jerman Olaf Scholz berbicara dalam konferensi pers bersama setelah bertemu dengan mitranya dari Austria di Salzburg, Austria, pada 18 Agustus 2023. (BARBARA GINDL / APA / AFP)

Baca juga: 2 Media Internasional Sebut Israel Mungkin Letakkan Senjata di Rumah Sakit Al-Shifa

AS dan mitra Baratnya termasuk Jerman sejauh ini hanya mendukung pengiriman bantuan kemanusiaan daripada menyerukan gencatan senjata di tengah kematian warga Palestina yang melebihi 12.000 jiwa di Gaza.

Setelah mendapat kritik keras dari masyarakat internasional, AS dan Barat menyerukan jeda kemanusiaan untuk memungkinkan pengiriman bantuan, untuk sementara menghentikan Israel yang terus membombardir Jalur Gaza.

“Dalam panggilan telepon dengan PM Israel Netanyahu, saya meyakinkannya tentang solidaritas penuh terhadap rakyat Israel dan menekankan kebutuhan mendesak untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza,” kata Olaf Scholz di X pada Sabtu (18/11/2023).

“Gencatan senjata kemanusiaan dapat berkontribusi pada perbaikan yang signifikan,” tambahnya.

Hamas Palestina vs Israel

Asap mengepul selama ledakan militer Israel di Jalur Gaza utara pada 15 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan warga sipil, baik warga Palestina maupun Israel, telah tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza memasuki Israel selatan dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu perang yang diumumkan oleh Israel terhadap Hamas dengan pemboman balasan di Gaza.
Asap mengepul selama ledakan militer Israel di Jalur Gaza utara pada 15 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (FADEL SENNA / AFP)

Baca juga: Jubir Prancis: Bukan Tugas Israel Putuskan Siapa yang Memerintah Gaza di Masa Depan

Serangan Israel di Jalur Gaza ini terjadi setelah Israel menanggapi serangan terbaru Hamas dalam Operasi Badai Al-Aqsa di Israel, yang menerobos perbatasan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Hamas menculik kurang lebih 240 orang di Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.

Mereka juga meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.

Sementara itu, serangan balasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 12.000 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Sabtu (18/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan