Konflik Palestina Vs Israel
Israel Sepakat Gencatan Senjata dengan Hamas Selama 4 Hari: Puluhan Sandera Akan Dibebaskan
Gencatan senjata tersebut berlangsung selama empat hari yang akan membuat kelompok Palestina membebaskan puluhan sandera.
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV- Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata pada Rabu (22/11/2023).
Gencatan senjata tersebut berlangsung selama empat hari yang akan membuat kelompok Palestina membebaskan puluhan sandera.
Kabinet Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui kesepakatan tersebut setelah pertemuan yang berlangsung hampir sepanjang malam.
Baca juga: Jumlah Korban Konflik Israel-Hamas Hari Ke-46, 14.717 Orang Tewas di Kedua Belah Pihak
Dalam pertemuan itu, Netanyahu sempat mengatakan kepada para menterinya yang hadir bahwa ini adalah keputusan yang sulit namun merupakan keputusan yang tepat.
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan kepada Kantor berita AFP, bahwa di bawah perjanjian tersebut setidaknya 50 sandera perempuan dan anak-anak asal Israel maupun warga negara asing akan dibebaskan, sebagai imbalan atas "jeda" selama empat hari dalam operasi militer.
Disebutkan, untuk setiap 10 sandera tambahan yang dibebaskan, akan ada satu hari gencatan senjata tambahan.
Hamas merilis sebuah pernyataan yang menyambut baik 'gencatan senjata kemanusiaan', yang dikatakan juga akan membebaskan 150 warga Palestina dari penjara Israel.
Gencatan senjata ini memberikan penduduk Gaza sebuah kesempatan yang sangat mereka inginkan, meskipun hanya sebentar, setelah hampir tujuh minggu berperang.
Sumber-sumber dari Hamas dan Jihad Islam, kelompok militan lainnya, sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa gencatan senjata tersebut akan mencakup gencatan senjata di darat dan jeda dalam operasi udara Israel di Gaza selatan.
Persetujuan kabinet Israel merupakan salah satu batu sandungan terakhir untuk memberlakukan perjanjian tersebut.
Baca juga: Netanyahu: Israel Lanjut Perangi Hamas di Gaza setelah Pembebasan Sandera
Qatar telah membantu menengahi perundingan tersebut.
Hamas sampai saat ini terhitung telah membebaskan empat tawanan, di antaranya yakni warga negara AS Judith Raanan (59), dan putrinya, Natalie Raanan (17) pada 20 Oktober, dengan alasan kemanusiaan, serta perempuan Israel Nurit Cooper (79) dan Yocheved Lifshitz (85) pada 23 Oktober.
Menlu Retno: Alasan Israel Serang Gaza untuk Self Defence Tidak Dapat Diterima
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi menegaskan terkait pembelaan Israel bahwa serangan ke Gaza sebagai bentuk pertahanan diri atau self defence tidak dapat diterima sama sekali.
Menurutnya, alasan itu tidak dapat dipakai oleh penjajah seperti Israel.
Karena itu, para Menlu anggota OKI (Organisasi Kerjasama Islam) termasuk Indonesia mengutuk keras apa yang dilakukan oleh Israel terhadap Gaza.
Baca juga: Hizbullah Bantu Hamas Serang Israel: Kerahkan Drone, Artileri hingga Rudal Burkan
Hal itu disampaikan Retno dalam pertemuan dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov, di Moscow, Rusia, pada Selasa (21/11/2023).
"Bahwa alasan Israel bahwa apa yang dilakukan saat ini merupakan “self defence” sangat tidak dapat diterima," kata Menlu Retno dalam kegiatan press briefing via daring, Rabu (22/11/2023).
Kedua ujar Retno, alasan self defence tidak dapat dijadikan alasan membunuh masyarakat sipil (a licence to kill civilian) dan menyerang fasilitas sipil seperti RS Indonesia Gaza.
Serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional.
Semua negara, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel harus menggunakan segala pengaruh dan kemampuannya, untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya.
Diketahui lawatan wakil negara-negara OKI ke negara anggota DK PBB untuk menggalang dukungan perdamaian di Gaza, Palestina terus berlangsung.
Baca juga: Sehari Tekor Rp 4 Triliun, Militer Israel PHK Tentara Cadangan dari Perang Gaza Lawan Hamas
Setelah China, Menlu Retno, Menlu Arab Saudi, Yordania, Mesir, Palestina serta Sekjen OKI bertandang ke Moskow, Rusia.
Kemudian berlanjut ke London juga Paris.
Jumlah Korban Terus Bertambah
Jumlah korban tewas di Gaza naik lagi menjadi lebih dari 14.000 orang.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas pada Selasa (21/11/2023) mengatakan jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan Israel yang dimulai sejak 7 Oktober telah melonjak menjadi 14.128 orang.
Sebelumnya, pemerintah Hamas pada Senin (20/11/2023) mengumumkan, jumlah korban tewas mencapai lebih dari 13.300 orang.
Baca juga: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Klaim Hampir Capai Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel
Ini berarti ada 700 orang meninggal dunia di Gaza hanya dalam sehari.
Pihak berwenang di Gaza menyampaikan, 5.840 anak-anak dan 3.920 perempuan termasuk di antara korban tewas.
Sebagaimana dikutip dari AFP, Pemerintah Hamas juga mengumumkan jumlah korban terluka terbaru akibat serangan Israel, yakni mencapai 33.000 orang.
Kementerian Kesehatan di Gaza sebelumnya mengatakan, tidak dapat memberikan jumlah korban yang pasti karena pertempuran yang sengit membuat jenazah-jenazah tidak dapat ditemukan. (Tribunnews/Kompas.com)
Konflik Palestina Vs Israel
Samir Halila Ditunjuk AS Jadi Gubernur Gaza setelah Perang, Palestina Mengecam |
---|
Delegasi Hamas Mendarat di Kairo, Siap Bahas Perundingan Gencatan Senjata Gaza 60 Hari |
---|
Netanyahu Diseret ke Pengadilan ICC, Dituding Terlibat Kasus Pembunuhan Jurnalis Al Jazeera di Gaza |
---|
Sosok Albanese, Pemimpin Australia yang Berani Akui Palestina dan Tegur Netanyahu |
---|
Warga Israel Ngambek, Gelar Mogok Kerja Tolak Rencana Netanyahu Gempur Gaza |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.