Jumat, 22 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gencatan Senjata dengan Hamas Bikin Marah Rakyat Israel, Netanyahu Terancam Dibunuh Ultranasionalis?

Benjamin Netanyahu harus dicopot dari jabatannya karena dianggap “bahaya nyata” bagi negara tersebut

BRENDAN SMIALOWSKI / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat pernyataan saat Presiden AS mendengarkan sebelum pertemuan di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. 

Eks-PM Sebut Gencatan Senjata dengan Hamas Bikin Marah Warga Israel, Netanyahu Terancam Dibunuh?

TRIBUNNEWS.COM - Keputusan Kabinet Perang Israel pimpinan perdana menteri, Benjamin Netanyahu menyetujui gencatan senjata dengan Hamas disebutkan justru memicu kemarahan rakyat Israel.

Penghentian sementara perang itu diketahui bertujuan untuk jeda kemanusiaan bertabur kesepakatan pertukaran sandera kedua belah pihak.

Baca juga: Israel Setuju Gencatan Senjata, Hamas Gerak Cepat Temui Pimpinan Hizbullah Galang Kekuatan Baru

Namun, penghentian perang tersebut disebutkan dapat memicu protes luas di Israel terhadap Netanyahu.

Hal itu diungkapkan mantan perdana menteri Israel, Ehud Olmert saat diwawancara editor urusan internasional Sky News, Dominic Waghorn, Jumat (24/11/2023).

Berbicara menjelang gencatan senjata yang mulai berlaku di Gaza bersamaan dengan pembebasan sandera yang ditengahi oleh Qatar, Olmert mengatakan:

“(Israel) tidak tahan terhadapnya (Netanyahu). Jika ada jeda beberapa hari, mereka (rakyat Israel) akan mengubah arah (kemarahan) dan pindah ke rumah atau kantornya. Dan, Anda tahu, akan ada demonstrasi yang belum pernah terlihat di negara kami sebelumnya,” katanya.

“Besarnya kemarahan yang menumpuk di dalam diri masyarakat sungguh luar biasa,” tambahnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara selama konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara selama konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (ABIR SULTAN / KOLAM RENANG / AFP)

Tragedi Berdarah Yitzhak Rabin

Olmert mengatakan Netanyahu akan menghadapi tekanan serius dan harus segera meninggalkan jabatannya.

Peringatan Olmert soal tekanan serius itu diduga juga terkait potensi bahaya yang mengancam nyawa Netanyahu.

Hal ini mengingatkan akan kejadian berdarah yang menimpa Yitzhak Rabin, perdana menteri Israel yang tewas ditembak oleh warga Israel sendiri.

Rabin tewas pada 4 November 1945 oleh tiga peluru yang ditembakan dari jarak dekat pada bagian perut dan dada seusai menghadiri rapat umum perdamaian massal di Tel Aviv, Israel.

Pelaku penembakan, Yigal Amir, merupakan simpatisan ultranasionalis sayap kanan Israel.

Dia termasuk satu dari banyak warga Israel yang menentang kesepakatan damai dengan Palestina saat itu.

Kesepakatan itu diinisiasi Rabin dengan pemimpin Palestina dari PLO saat itu, Yasser Arafat.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara selama konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara selama konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (ABIR SULTAN / POOL / AFP)

Harus Segera Digulingkan

Terkait situasi saat ini, Ehud Olmert mengatakan kalau Netanyahu dan pemerintahannya merupakan “bahaya nyata” bagi stabilitas Israel dan dia harus “digulingkan” dari jabatannya. 

“Sejauh yang saya ketahui, berdasarkan penilaian saya mengenai apa yang baik bagi Israel atau tidak, dia harus pergi hari ini. Dia harus pergi sekarang juga. Dia harus diusir segera,” katanya.

“Dia benar-benar bahaya bagi stabilitas, solidaritas, masyarakat Israel dan kemampuan Israel untuk kembali ke kehidupan normal, yang merupakan sesuatu yang kita perlukan setelah bencana mengerikan yang kita alami ini,” katanya. 

Olmert mengatakan dia tidak segan-segan mengungkapkan pendapatnya dan menambahkan kalau banyak pihak di Israel paham betul apa yang dia maksudkan.

“Negarawan senior dalam politik Israel menyadari apa yang saya pikirkan,” katanya.

“Saya mengatakannya berulang kali, pada saat ini dan detik ini, dia harus pergi. Dan menurut saya Netanyahu, seperti yang dikatakan Thomas Friedman dari New York Times, adalah pemimpin terburuk dalam sejarah umat Yahudi,” tambahnya.

(oln/AN/*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan