Senin, 13 Oktober 2025

Kerja Keras dan Bimbingan Ketat di Jepang Antarkan Rektor UI Raih Penghargaan Universitas Tohoku

Heri juga menjalin pertemuan dengan dua profesor dari Universitas Pertanian Tokyo (Nokodai) yang telah menjalin kerja sama dengan UI sejak 2024

Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Ricard Susilo
MEMPEROLEH AWARD - Rektor Universitas Indonesia Prof. Heri Hermansyah PhD. Kerja keras menempuh studi doktoral di Universitas Tohoku, Jepang, serta bimbingan ketat dari dosen pembimbing akhirnya berbuah manis bagi Heri Hermansyah. Ia menerima Tohoku University International Award pada 11 Oktober 2025. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Kerja keras menempuh studi doktoral di Universitas Tohoku, Jepang, serta bimbingan ketat dari dosen pembimbing akhirnya berbuah manis bagi Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Heri Hermansyah, Ph.D.

Ia menerima Tohoku University International Award pada 11 Oktober 2025.

“Waktu kuliah di Tohoku dulu, dosen pembimbing saya itu keras sekali. Makalah yang saya buat banyak dicorat-coret sampai rasanya jadi sampah. Tapi dari situ saya ditempa dengan sangat ketat,” ujar Prof. Heri kepada Tribunnews.com, Minggu (13/10/2025).

Heri mengakui, bimbingan keras tersebut justru menjadi bekal penting dalam kariernya.

“Berkat tempaan itu, saya jadi terbiasa bekerja dengan disiplin tinggi. Hal itu sangat membantu ketika kembali ke Indonesia hingga akhirnya saya dipercaya menjadi Rektor UI,” ujarnya. Heri resmi menjabat sebagai Rektor UI sejak 4 Desember 2024 dan tercatat sebagai rektor termuda dalam sejarah UI, di usia 48 tahun.

Baca juga: Muslim di Jepang Perlu Aktif Sebarkan Informasi dan Bangun Kerja Sama dengan Pemerintah Setempat

Proses Mendapatkan Penghargaan

Heri menuturkan, awal tahun 2025 ia dihubungi oleh Organisasi Alumni Tohoku yang menanyakan kesediaannya untuk direkomendasikan menerima penghargaan internasional tersebut.

“Penghargaan ini diberikan kepada alumni, mantan profesor, dosen, mahasiswa, dan juga organisasi. Tahun ini, dua organisasi alumni dari Taiwan dan Thailand menerima penghargaan untuk kategori organisasi,” jelasnya.

Ia menambahkan, Ikatan Alumni Tohoku Indonesia juga pernah menerima penghargaan serupa pada tahun sebelumnya.

“Karena saya termasuk alumni muda berprestasi di bawah usia 50 tahun dan menjabat sebagai rektor, mereka merekomendasikan saya. Saya hanya mengirimkan tautan Wikipedia sebagai CV ke panitia,” ujarnya sambil tersenyum.

Sekitar dua bulan kemudian, Heri menerima kabar bahwa dirinya terpilih sebagai salah satu dari lima penerima penghargaan kategori individu.

“Penerimanya ada dua dari Jepang, satu dari Vietnam, satu dari Polandia, dan saya dari Indonesia,” kata Heri.

Pengumuman resmi dilakukan secara daring, dan sebulan sebelum acara ia menerima undangan resmi untuk hadir pada upacara penganugerahan yang digelar 11 Oktober lalu.

Pertemuan dengan Dosen Pembimbing dan Rekan Alumni

Sebelum dan sesudah menerima penghargaan, Heri sempat bertemu dengan profesor pembimbingnya semasa studi di Tohoku.

“Beliau kaget karena tidak tahu kalau saya dapat penghargaan. Setelah saya beri tahu, beliau tampak bahagia dan bangga karena anak didiknya berhasil menjadi Rektor UI,” tutur Heri.
Selain itu, ia juga berkesempatan bertemu para alumni, profesor, keluarga angkat (host family), dan pimpinan perusahaan di Jepang.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved