Sabtu, 13 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Akhirnya Israel dan Hamas Berencana Perpanjang Gencatan Senjata dengan Syarat yang Tidak Berubah

Gencatan senjata antara Israel dengan Hamas telah memasuki hari terakhir. Kini, kedua belah pihak berencana untuk memperpanjang gencatan senjata.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
AFP/MOHAMMED ABED
Sebuah kendaraan Palang Merah Internasional yang dilaporkan membawa sandera yang dibebaskan oleh Hamas melintasi titik perbatasan Rafah di Jalur Gaza menuju Mesir dari mana mereka akan diterbangkan ke Israel untuk berkumpul kembali dengan keluarga mereka, pada 24 November 2023. Setelah 48 hari tembakan dan pemboman yang merenggut ribuan nyawa, gencatan senjata empat hari dalam perang Israel-Hamas dimulai pada 24 November dengan 50 sandera akan dibebaskan dengan imbalan 150 tahanan Palestina. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Gencatan senjata antara Israel dengan Hamas telah memasuki hari terakhir pada Senin (27/11/2023).

Saat ini, kedua belah pihak telah membahas kemungkinan untuk memperpanjang gencatan senjata.

Langkah Israel dan Hamas ini telah mendapatkan dukungan kuat dari negara-negara utama, termasuk Amerika Serikat dan Qatar.

Dikutip dari CNN, melalui rilis pada Minggu (26/11/2023) malam, Hamas menyebut ingin memperpanjang gencatan senjata setelah periode empat hari berakhir.

Dalam rilisnya, Hamas berupaya serius untuk meningkatkan jumlah sandera yang dibebaskan dari penjara.

Gencatan senjata yang disepakati sudah mencakup ketentuan perpanjangan satu hari tambahan untuk setiap sepuluh sandera yang siap dibebaskan Hamas.

Baca juga: Masih Banyak Tahanan Disandera Israel, Hamas Ingin Gencatan Senjata Diperpanjang

Sementara itu, kabinet perang Israel telah membahas kemungkinan untuk memperpanjang gencatan senjata pada Minggu malam.

Seorang sumber mengatakan, syarat perpanjangan tidak berubah dari perjanjian awal.

Itu artinya, Hamas harus membebaskan 10 sandera tambahan untuk setiap tambahan hari jeda pertempuran.

Awal pekan ini, Qatar, yang memainkan peran penting dalam memediasi perjanjian awal, mengatakan pihaknya juga berharap untuk memperpanjang gencatan senjata.

"Apa yang kami harapkan adalah momentum yang dihasilkan dari pembebasan tersebut," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari.

Baca juga: Makin Banyak Sandera Dibebaskan, Joe Biden Ingin Gencatan Senjata Israel-Hamas Diperpanjang

"Dari perjanjian empat hari ini akan memungkinkan kami untuk memperpanjang gencatan senjata lebih dari empat hari ini, dan oleh karena itu melakukan diskusi yang lebih serius mengenai para sandera lainnya," lanjutnya.

Banyak Tahanan Palestina Dibebaskan

Tahanan Palestina (mengenakan jumper abu-abu) bersorak setelah dibebaskan dari fasilitas militer Ofer Israel di Baytunia dekat kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki dengan imbalan sandera yang dibebaskan oleh Hamas di Gaza, pada 24 November 2023. Setelah 48 hari baku tembak dan pemboman yang merenggut ribuan nyawa, sandera pertama yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas diserahkan pada tanggal 24 November, kata kedua belah pihak, hampir tujuh minggu setelah mereka ditangkap. (Photo by AHMAD GHARABLI / AFP)
Tahanan Palestina (mengenakan jumper abu-abu) bersorak setelah dibebaskan dari fasilitas militer Ofer Israel di Baytunia dekat kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki dengan imbalan sandera yang dibebaskan oleh Hamas di Gaza, pada 24 November 2023. Setelah 48 hari baku tembak dan pemboman yang merenggut ribuan nyawa, sandera pertama yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas diserahkan pada tanggal 24 November, kata kedua belah pihak, hampir tujuh minggu setelah mereka ditangkap. (Photo by AHMAD GHARABLI / AFP) (AFP/AHMAD GHARABLI)

Sebanyak 39 tahanan Palestina telah dibebaskan pada hari ketiga gencatan senjata antara Israel dengan Hamas, Minggu (26/11/2023).

Kerumunan besar warga Palestina turun ke jalan di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki pada Minggu malam sambil menunggu bus Palang Merah yang membawa para tahanan.

Baca juga: PM Israel Netanyahu: Kami Siap Perpanjang Gencatan Senjata Asal Hamas Lepas 10 Sandera per Hari

Beberapa orang mengibarkan bendera Palestina di samping bendera dua partai politik utama Palestina, Hamas dan Fatah.

Beberapa pemuda naik ke atas sebuah bus berwarna putih yang mengangkut sebagian besar narapidana laki-laki dan beberapa narapidana perempuan.

"Awalnya kami tidak mempercayainya," kata Shakir Mahajna kepada Al Jazeera saat dia bersama keluarganya menunggu putranya, Omar.

"Terakhir kali saya mengunjunginya, dia frustrasi, dia mengatakan kepada saya, 'Ayah, saya ingin pergi'," lanjutnya.

Sementara itu, di dekat Beitunia, tempat beberapa warga Palestina juga berkumpul, tiga warga Palestina berusia 15, 18 dan 33 tahun terluka setelah pasukan Israel menembakkan peluru tajam, kata Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).

Baca juga: Hari Terakhir Gencatan Senjata Hamas-Israel, Joe Biden Berharap Jeda Perang Diperpanjang

Dua anak, berusia 11 dan 13 tahun, dirawat di rumah sakit karena menghirup gas air mata, tambah PRCS.

Di sisi lain, Hamas telah membebaskan 13 tawanan Israel, termasuk sembilan anak-anak dan empat warga negara asing – tiga warga Thailand dan satu warga Israel Rusia – kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyebut pembebasan warga Israel Rusia ini sebagai bentuk tanggapan atas upaya Presiden Vladimir Putin dan sebagai pengakuan atas posisi Rusia dalam mendukung Palestina.

Presiden AS Joe Biden mengatakan seorang gadis Israel-Amerika berusia empat tahun, Abigail Edan, yang orang tuanya terbunuh dalam serangan Hamas 7 Oktober, juga termasuk di antara mereka yang dibebaskan.

"Dia bebas dan berada di Israel," ujar Joe Biden.

Rawda Abu Ajamieh (Kiri) memeluk seorang kerabat setelah dia dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas di kamp pengungsi al-Duheishe di Tepi Barat yang diduduki Betlehem, 24 November 2023. Setelah 48 hari baku tembak dan pemboman yang merenggut ribuan nyawa, sandera pertama yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas diserahkan pada 24 November, kata kedua belah pihak, hampir tujuh minggu setelah mereka ditangkap. (Photo by HAZEM BADER / AFP)
Rawda Abu Ajamieh (Kiri) memeluk seorang kerabat setelah dia dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas di kamp pengungsi al-Duheishe di Tepi Barat yang diduduki Betlehem, 24 November 2023. Setelah 48 hari baku tembak dan pemboman yang merenggut ribuan nyawa, sandera pertama yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas diserahkan pada 24 November, kata kedua belah pihak, hampir tujuh minggu setelah mereka ditangkap. (Photo by HAZEM BADER / AFP) (AFP/HAZEM BADER)

Baca juga: Niat Bubarkan Hamas, Kepala Staf IDF: Israel akan Kembali Serang Gaza usai Gencatan Senjata Berakhir

Biden menambahkan bahwa seorang warga negara Amerika lainnya – seorang wanita berusia 45 tahun – juga telah dibebaskan.

Dirinya juga mendesak semua pihak untuk memperpanjang perjanjian gencatan senjata agar memungkinkan lebih banyak pembebasan.

Pertukaran tawanan ditunda beberapa jam pada hari Sabtu setelah Hamas menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata.

Kebuntuan ini memicu kekhawatiran bahwa kesepakatan gencatan senjata berisiko gagal.

Namun, permasalahan tersebut telah diselesaikan setelah Qatar dan Mesir melakukan mediasi.

Sekitar 150 tahanan Palestina dan 50 warga sipil yang ditahan di Gaza akan dibebaskan dalam waktu empat hari berdasarkan kesepakatan Israel-Hamas.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan