Konflik Palestina Vs Israel
Israel Kirim Puluhan Tank ke Gaza Selatan, AS Puji Taktik IDF yang Minta Warga Sipil Mengungsi
Israel memperluas serangannya di Gaza. Pada Senin, Israel mengirim puluhan tank ke Gaza selatan. AS pun memuji Israel terkait aksi tersebut.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Garudea Prabawati
Tepi Barat yang diduduki Israel juga mengalami peningkatan kekerasan, dengan lebih dari 250 warga Palestina tewas di sana sejak perang dimulai, menurut pihak berwenang Palestina.
Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina mengatakan pada Senin, dua orang lagi ditembak mati dalam serangan Israel di kota Qalqilya, dan orang ketiga di kamp pengungsi Qalandia, sedangkan dua orang tewas di dekat Hebron.
Baca juga: Rencana Israel Banjiri Terowongan Hamas Pakai Air Laut, Nyawa Sandera Bisa Saja Terancam
Meskipun terjadi perang, persidangan korupsi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang ditangguhkan bersamaan dengan beberapa aktivitas pengadilan ketika perang dimulai, dilanjutkan kembali pada Senin.
Ia dituduh melakukan suap, penipuan dan pelanggaran kepercayaan, namun dia membantahnya.
Seruan Israel agar Warga Palestina Mengungsi
Israel telah memerintahkan warga Palestina untuk mengevakuasi beberapa daerah, saat mereka memperluas pemboman di Jalur Gaza, yang menewaskan ratusan orang.
Pada Senin, militer Israel lewat media sosial X, mengatakan mereka telah menetapkan "daerah aman" bagi warga sipil Gaza untuk meminimalisir bahaya.
Tetapi, ratusan warga Palestina lainnya terbunuh sejak serangan kembali terjadi pada Jumat, setelah gencatan senjata berakhir.
Tidak jelas ke mana warga sipil mencari keselamatan.
Jurnalis AlJazeera di lapangan mengatakan sulit untuk mematuhi peraturan secara real-time, karena tidak ada tempat aman tersisa di Gaza.
Israel menerbitkan peta pada Jumat, membagi Gaza menjadi "zona evakuasi" dan meminta masyarakat mengikuti pengumuman itu demi keselamatan mereka.
Namun, peta tersebut, yang mencakup hampir 2.500 jaringan listrik, telah membingungkan banyak orang.
Sementara, internet dan listrik yang tidak dapat diandalkan membuat pembaruan menjadi sebuah tantangan.
Tidak Ada Tempat Aman di Gaza

Pengeboman baru ini menyusul berakhirnya gencatan senjata selama tujuh hari pada Jumat.
Serangan udara yang intens semalam menewaskan lebih dari 100 warga Palestina, menurut otoritas Hamas.
Baca juga: Ilmuwan Top Palestina dan Keluarganya Tewas akibat Serangan Israel di Gaza, Ini Sosoknya
Hal ini menambah jumlah korban tewas di Gaza sejak Sabtu (2/12/2023), menjadi lebih dari 800 orang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.