Sabtu, 13 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Saat Temui Putin di Rusia, Presiden Iran Kritik Israel: Genosida di Gaza Didukung AS dan Barat

Presiden Iran kritik Israel saat menemui Putin di Rusia. Ebrahim Raisi mengatakan genosida terhadap Palestina di Gaza didukung AS dan negara Barat.

Editor: Daryono
Sergei BOBYLYOV / POOL / AFP
Dalam foto yang didistribusikan oleh kantor berita Rusia Sputnik pada 7 Desember 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi selama pertemuan mereka di Kremlin di Moskow. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Iran, Ebrahim Raisi menemui Presiden Rusia, Vladimir Putin di Moskow pada Kamis (7/12/2023).

Mereka membahas kerja sama bilateral dan masalah Palestina.

Ebrahim Raisi mengkritik serangan Israel di Jalur Gaza adalah genosida.

"Serangan Israel di Jalur Gaza harus dihentikan sesegera mungkin. Ini adalah genosida," kata Ebrahim Raisi kepada Putin.

"Yang menyedihkan lagi adalah Amerika Serikat dan Barat mendukung hal ini," lanjutnya, dikutip dari Al Arabiya.

Ia mencatat lebih dari 7.000 anak-anak terbunuh dalam agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Baca juga: Israel Culik Puluhan Warga Sipil Palestina di Gaza Utara, Dipaksa Lepas Pakaian

"Isu ini tidak hanya menyangkut kawasan Timur Tengah saja, melainkan seluruh umat manusia," lanjutnya.

Ia menekankan Iran dan Rusia memiliki pandangan yang sama mengenai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.

"Rusia dan Iran memiliki pandangan yang sama mengenai perdamaian dan stabilitas kawasan ini," katanya.

Putin: AS dan Barat Terapkan Standar Ganda

Sebelumnya, Putin juga mengkritik sikap AS dan Barat yang diam dengan agresi Israel di Jalur Gaza, namun vokal terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Dalam pertemuan G20 yang digelar secara virtual pada Rabu (22/11/2023), Putin mendengar kritik anggota G20 dari negara Barat yang protes dengan invasi Rusia ke Ukraina.

“Saya memahami bahwa ini adalah perang, kematian banyak orang sangat meresahkan. Namun, bukankah kudeta berdarah di Ukraina pada tahun 2014, yang disusul perang rezim Kyiv melawan rakyatnya sendiri di Donbas, juga mengejutkan? Bukankah pemusnahan penduduk sipil di wilayah Palestina, terjadi di Jalur Gaza juga mengejutkan?" kata Putin, dikutip dari The New York Times.

Dalam foto yang didistribusikan oleh kantor berita Rusia Sputnik, Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Kremlin di Moskow pada 7 Desember 2023.
Dalam foto yang didistribusikan oleh kantor berita Rusia Sputnik, Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Kremlin di Moskow pada 7 Desember 2023. (Sergei BOBYLYOV / POOL / AFP)

Baca juga: Pesawat Kepresidenan Putin Dikawal Hingga Empat Jet Tempur Tercanggih Rusia, Ini Alasannya

Presiden Iran Temui Putin di Rusia

Sebelumnya pada Selasa (5/12/2023), Ebrahim Raisi mengumumkan kunjungannya ke Rusia adalah untuk berkonsultasi mengenai banyak isu di Timur Tengah dan memperkuat hubungan bilateral dengan Rusia.

Putin menyatakan kepuasannya atas kerja sama kedua negara di hampir semua bidang, termasuk energi.

"Kami memiliki proyek infrastruktur besar. Kami telah mendiskusikannya sejak lama, dan sekarang kami telah mencapai implementasi praktis pembangunan jalur kereta api utara-selatan," kata Putin di Kremlin, Moskow, Rusia pada Kamis (7/12/2023).

Putin mengatakan Iran dan Rusia secara aktif bekerja untuk mengatur waktu mengenai isu-isu topikal yang menjadi perhatian kedua negara, dan menyarankan agar mereka mendiskusikan situasi di sekitar Palestina.

Dia juga menunjukkan pentingnya penandatanganan perjanjian kemitraan antara Iran dan Uni Ekonomi Eurasia, dan diharapkan akan ditandatangani sebelum akhir tahun 2023.

Warga Palestina memeriksa kerusakan rumah yang hancur akibat serangan Israel terhadap Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 1 Desember 2023, setelah berakhirnya gencatan senjata tujuh hari antara Israel dan militan Hamas. Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas berakhir pada tanggal 1 Desember, dengan tentara Israel mengatakan operasi tempur telah dilanjutkan, menuduh Hamas melanggar jeda operasional. (Photo by MAHMUD HAMS / AFP)
Warga Palestina memeriksa kerusakan rumah yang hancur akibat serangan Israel terhadap Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 1 Desember 2023, setelah berakhirnya gencatan senjata tujuh hari antara Israel dan militan Hamas.  (AFP/MAHMUD HAMS)

Baca juga: Pendukung Zionis Israel Terlibat dalam Pembunuhan Massal dan Pemindahan Paksa Warga Gaza Kata Oxfam

Hamas Palestina vs Israel

Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.

Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 17.770 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Kamis (7/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Reuters.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan