Konflik Palestina Vs Israel
Banjir di Terowongan Gaza Bahayakan Warga Sipil, Israel Dianggap Tak akan Peduli
Israel menyadari fakta bahwa banjir di terowongan menimbulkan bahaya bagi warga sipil Palestina.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Analis risiko militer dan politik, Elijah Magnier, menyebut banjirnya terowongan di Gaza oleh militer Israel tidak memiliki nilai militer apa pun.
Militer Israel diketahui mulai memompa air laut ke dalam jaringan terowongan yang diduga digunakan oleh Hamas di Gaza, Selasa (12/12/2023).
“Kami telah melihat bagaimana orang-orang Israel di televisi telah membanjiri beberapa terowongan dan kami telah melihat bahwa hal itu tidak berdampak apa pun terhadap kinerja militer Hamas, karena mereka masih menyerang pasukan Israel dan menimbulkan banyak korban jiwa pada mereka,” ujarnya, Rabu (13/12/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Magnier mengatakan, Israel menyadari fakta bahwa banjir di terowongan menimbulkan bahaya bagi warga sipil Palestina.
Mengingat, air tawar terkontaminasi dan fondasi rumah-rumah akan rusak.
“Sangat merugikan bagi warga sipil jika banjir ini dibiarkan begitu saja oleh Israel yang sangat sadar akan apa yang mereka lakukan namun sebenarnya mereka tidak peduli,” jelas Magnier.
Baca juga: Tentara Israel Dituduh Menjarah Ternak Unta Milik Warga Gaza, Video Aksinya Naik Unta Viral
Israel Banjiri Terowongan di Gaza
Tindakan membanjiri terowongan dengan air dari Laut Mediterania adalah bagian dari strategi lebih luas yang digunakan Israel untuk menghancurkan terowongan di Gaza.
Namun, upaya tersebut dilaporkan masih dalam tahap awal.
Hal ini sebagaimana diberitakan The Wall Street Journal yang mengutip para pejabat Amerika Serikat (AS) yang diberi pengarahan mengenai operasi militer Israel.
Sistem terowongan ini membentang sepanjang 300 mil dan penggunaan pintu anti ledakan yang tebal sedang dikaji oleh pihak Israel, menurut para pejabat AS.
Proses membanjiri terowongan di Gaza diperkirakan memakan waktu beberapa minggu.
Baca juga: Dengan atau Tanpa Dukungan Internasional, Israel Lanjutkan Perang dengan Hamas

Israel juga memasang dua pompa tambahan untuk melengkapi lima pompa yang ditambahkan pada bulan sebelumnya.
Langkah tersebut, yang pertama kali diumumkan oleh surat kabar tersebut awal bulan ini, telah menuai kritik.
Beberapa pihak mengatakan hal itu akan menciptakan bencana lingkungan dan memperburuk situasi air bersih di Gaza.
Dilansir Anadolu Agency, beberapa pejabat dari pemerintahan Joe Biden telah menyuarakan keprihatinan.
Mereka mengatakan penggunaan air laut mungkin tidak efektif dan dapat membahayakan pasokan air tawar di Gaza.
Baca juga: Israel Panggil Batalion Caracal, Tentara Wanita Gabung Unit Khusus di Jalur Gaza
Di sisi lain, Israel yakin sistem bawah tanah telah menjadi kunci operasi Hamas di medan perang.
Israel telah membombardir Jalur Gaza dari udara dan darat.
Israel melakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat sebagai pembalasan atas serangan lintas perbatasan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Setidaknya 18.412 warga Palestina telah terbunuh.
Kemudian, 50.100 lainnya terluka dalam serangan Israel sejak saat itu, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Baca juga: Analis Sebut Tekanan AS Terhadap Israel Meningkat, Singgung Penghentian Perang di Gaza
Korban tewas Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang.
Sementara, hampir 139 sandera masih disandera, menurut angka resmi.
Lalu, video dan gambar eksklusif yang diperoleh Al Jazeera menunjukkan jenazah menumpuk di dalam Sekolah Shadia Abu Ghazala di daerah al-Faluja, sebelah barat kamp pengungsi Jabalia di utara Gaza.
Tentara Israel mengatakan 10 tentaranya, termasuk seorang kolonel yang memimpin pangkalan depan brigade infanteri Golani, tewas di Jalur Gaza pada hari Selasa.
Majelis Umum PBB telah mengeluarkan resolusi tidak mengikat yang mendesak gencatan senjata kemanusiaan di Gaza ketika pemboman Israel terus berlanjut.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.