Rabu, 20 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Dilema Voting Rancangan Resolusi DK PBB, Dijadwalkan sejak Senin, Tertunda hingga Jumat

Pemungutan suara atau voting rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali membuat dilema.

SPENCER PLATT / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images melalui AFP
NEW YORK, NEW YORK - 11 MEI: Para diplomat berpartisipasi dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di mana mereka membahas uji coba rudal baru-baru ini oleh Korea Utara pada 11 Mei 2022 di New York City. AS berupaya memperkuat sanksi terhadap Korea Utara setelah negara tersebut melakukan uji coba rudalnya yang ke-15 tahun ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemungutan suara atau voting rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali membuat dilema.

Voting yang dijadwalkan akan dilakukan dari Senin (18/12/2023) tertunda bahkan sampai Jumat (22/12/2023).

Rancangan resolusi tersebut dibuat dengan tujuan agar akses bantuan kemanusiaan ke Gaza bisa masuk.

Seorang analis Timur Tengah, Mouin Rabbani, mengatakan dilemanya adalah "resolusi apa pun yang dapat membuat perbedaan penting dalam situasi di Jalur Gaza, pasti akan diveto oleh Amerika Serikat (AS)".

"Dan resolusi apa pun yang Amerika Serikat rasa mampu dukung pada dasarnya tidak ada artinya bagi penduduk yang terkepung di wilayah kantong Palestina," kata Rabbani kepada Al Jazeera.

Baca juga: Voting Rencana Resolusi Dewan Keamanan PBB soal Akses Bantuan ke Jalur Gaza Ditunda Lagi, Kenapa?

Rabbani juga mengatakan ada laporan bahwa AS bersikeras untuk menghapus referensi permintaan semua pihak untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional dari rancangan resolusi Gaza terbaru di Dewan Keamanan.

"Jadi, pada dasarnya, AS memilih untuk melanjutkan pengepungan, melanjutkan pembunuhan massal di Jalur Gaza, dan yang paling penting, gagasan bantuan kemanusiaan tanpa gencatan senjata sama sekali tidak ada artinya dan hanya ilusi,"kata Rabbani.

"Siapa yang waras dan percaya bahwa bantuan kemanusiaan dapat disalurkan ke seluruh Jalur Gaza kepada semua yang membutuhkan, sementara Jalur Gaza sedang mengalami serangan bom paling intensif sepanjang sejarah Timur Tengah?" tanyanya.

Anggota Dewan Keamanan PBB secara intensif masih merundingkan mengenai resolusi soal akses bantuan ke Jalur Gaza, dengan berupaya menghentikan pertempuran, sambil mencoba menghindari veto dari Amerika Serikat lagi.

NEW YORK, NEW YORK - 11 MEI: Para diplomat berpartisipasi dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di mana mereka membahas uji coba rudal baru-baru ini oleh Korea Utara pada 11 Mei 2022 di New York City. AS berupaya memperkuat sanksi terhadap Korea Utara setelah negara tersebut melakukan uji coba rudalnya yang ke-15 tahun ini.
NEW YORK, NEW YORK - 11 MEI: Para diplomat berpartisipasi dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di mana mereka membahas uji coba rudal baru-baru ini oleh Korea Utara pada 11 Mei 2022 di New York City. AS berupaya memperkuat sanksi terhadap Korea Utara setelah negara tersebut melakukan uji coba rudalnya yang ke-15 tahun ini. (SPENCER PLATT / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images melalui AFP)

Rancangan resolusi tersebut dikenalkan oleh Uni Emirat Arab (UEA) pada Senin (18/12/2023).

Namun, rancangan resolusi memicu perselisihan mengenai bahasa yang digunakan.

Baca juga: Voting Rencana Resolusi Dewan Keamanan PBB soal Akses Bantuan ke Jalur Gaza Ditunda

Draf awal menyerukan "penghentian permusuhan yang mendesak dan berkelanjutan", sedangkan versi terbaru melunakkan bahasa tersebut.

Isinya menggunakan bahasa lebih halus dengan menyebutkan "penangguhan segera permusuhan".

Resolusi-resolusi sebelumnya telah diveto di dewan tersebut oleh AS.

Negosiasi yang sedang berlangsung sekarang tampaknya bertujuan untuk menemukan bahasa yang lebih cocok bagi Washington.

Baca juga: Korban Tewas Akibat Perang Israel-Hamas Tembus 20.000 Orang Saat DK PBB Tunda Pemungutan Suara

Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi berbicara pada sesi Segmen Tingkat Tinggi untuk Kepala Negara dan Pemerintahan pada KTT iklim PBB di Dubai pada 1 Desember 2023. Para pemimpin dunia menjadi pusat perhatian pada pembicaraan iklim PBB di Dubai pada 1 Desember, berdasarkan tekanan untuk meningkatkan upaya membatasi pemanasan global ketika konflik Israel-Hamas membayangi pertemuan puncak tersebut.
Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi berbicara pada sesi Segmen Tingkat Tinggi untuk Kepala Negara dan Pemerintahan pada KTT iklim PBB di Dubai pada 1 Desember 2023. Para pemimpin dunia menjadi pusat perhatian pada pembicaraan iklim PBB di Dubai pada 1 Desember, berdasarkan tekanan untuk meningkatkan upaya membatasi pemanasan global ketika konflik Israel-Hamas membayangi pertemuan puncak tersebut. (Giuseppe CACACE / AFP)
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan