Rabu, 20 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Dilema Voting Rancangan Resolusi DK PBB, Dijadwalkan sejak Senin, Tertunda hingga Jumat

Pemungutan suara atau voting rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali membuat dilema.

SPENCER PLATT / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images melalui AFP
NEW YORK, NEW YORK - 11 MEI: Para diplomat berpartisipasi dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di mana mereka membahas uji coba rudal baru-baru ini oleh Korea Utara pada 11 Mei 2022 di New York City. AS berupaya memperkuat sanksi terhadap Korea Utara setelah negara tersebut melakukan uji coba rudalnya yang ke-15 tahun ini. 

UEA, yang pada dasarnya merupakan sponsor rancangan resolusi ini, menyetujui hal tersebut.

"Kami yakin, Amerika Serikat menolak hal tersebut," kata UEA.

"Kita memerlukan lebih banyak waktu untuk menegosiasikan hal ini," urai UEA, dilansir Al Jazeera.

Kemudian, UEA mengubah bahasa rancangan resolusi menjadi "penangguhan mendesak" permusuhan, yang memiliki arti kurang permanen dibandingkan "penghentian berkelanjutan".

Setidaknya diyakini bahwa hal itu adalah sesuatu yang mungkin bisa dipilih oleh AS.

Namun, negosiasi masih berlanjut hingga saat ini.

Resolusi dewan memerlukan setidaknya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari AS, Prancis, Tiongkok, Inggris, atau Rusia.

Baca juga: Hindari Veto AS, PBB Kembali Tunda Pemungutan Suara untuk Pengiriman Bantuan ke Gaza

Presiden Palestina Mahmud Abbas memegang plakat yang menunjukkan peta sejarah Palestina (dari kiri ke kanan), rencana pembagian Palestina oleh PBB pada tahun 1947, perbatasan antara wilayah Palestina dan Israel pada tahun 1948-1967, dan peta terkini wilayah Palestina tanpa wilayah Israel dan permukiman yang dicaplok, saat ia menghadiri pertemuan darurat Liga Arab yang membahas proposal penyelesaian konflik Timur Tengah yang ditengahi AS di markas liga di ibu kota Mesir, Kairo, pada 1 Februari 2020.
Presiden Palestina Mahmud Abbas memegang plakat yang menunjukkan peta sejarah Palestina (dari kiri ke kanan), rencana pembagian Palestina oleh PBB pada tahun 1947, perbatasan antara wilayah Palestina dan Israel pada tahun 1948-1967, dan peta terkini wilayah Palestina tanpa wilayah Israel dan permukiman yang dicaplok, saat ia menghadiri pertemuan darurat Liga Arab yang membahas proposal penyelesaian konflik Timur Tengah yang ditengahi AS di markas liga di ibu kota Mesir, Kairo, pada 1 Februari 2020. (KHALED DESOUKI / AFP)

Awal bulan ini, Washington memveto resolusi dewan beranggotakan 15 orang yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera antara Israel dan militan Palestina di Gaza.

Dikutip dari The Guardian, Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang kemudian menuntut gencatan senjata pekan lalu dan 153 negara memberikan suara untuk mendukungnya.

Rancangan terbaru yang disiapkan oleh Uni Emirat Arab mengutuk semua tindakan terorisme, dan menyerukan pembebasan semua sandera tanpa syarat.

Amerika Serikat dan Israel menentang gencatan senjata karena mereka yakin hal itu hanya akan menguntungkan Hamas.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan