Sabtu, 13 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Joe Biden Diklaim Berhasil Yakinkan PM Israel untuk Tidak Serang Hizbullah, Netanyahu Membantah

Di awal-awal perang, presiden AS Joe Biden disebut berhasil yakinkan PM Israel untuk tidak menyerang Hizbullah setelah Gaza, tapi klaim itu dibantah.

Penulis: Tiara Shelavie
Brendan Smialowski / AFP
Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Joe Biden dilaporkan berhasil meyakinkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak menyerang Hizbullah beberapa hari setelah serangan ke Gaza 7 Oktober lalu.

Biden khawatir serangan ke Hizbullah di Lebanon akan memicu perang di seluruh kawasan, lapor Wall Street Journal pada Minggu (24/12/2023).

Israel diduga memiliki pesawat tempur yang siap siaga saat itu.

Pesawat itu pun menunggu perintah untuk menargetkan kelompok Hizbullah pada 11 Oktober.

Biden kemudian berbicara dengan Netanyahu tentang konsekuensi dari serangan tersebut, mengingat intelijen Amerika tidak menemukan bukti akan adanya potensi invasi Hizbullah ke Israel.

Para pejabat Israel dikatakan gelisah setelah Hamas menyerbu Israel pada tanggal 7 Oktober.

Baca juga: Pejabat Hizbullah Ungkap Peringatan Hamas untuk Tak Memulai Perang Habis-habisan dengan Israel

Jaringan intelijen Israel cemas akan adanya serangan serupa yang terulang kembali dari sekutu Palestina.

Namun, Biden dilaporkan membujuk Netanyahu dan kabinet perangnya untuk mengambil pendekatan yang lebih berhati-hati daripada mengambil risiko perang habis-habisan di Gaza dan Lebanon, kata sebuah sumber kepada WSJ.

AS mengetahui dugaan rencana Israel untuk menyerang Hizbullah setelah negara Yahudi tersebut meminta dukungan pejabat Amerika untuk menghentikan potensi invasi Hizbullah.

Percakapan Biden dengan para pejabat Israel mengenai masalah ini berlangsung selama 45 menit.

Biden berusaha memperingatkan mereka mengenai konsekuensi serangan.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, diduga mendorong agar serangan itu tetap dilakukan, karena perang yang lebih luas tidak dapat dihindari, klaim sumber tersebut.

Ketika sirene darurat berbunyi di Israel dan Pasukan Pertahanan Israel diperintahkan untuk mempersiapkan serangan ke Lebanon, dibutuhkan waktu sekitar enam jam bagi Netanyahu dan kabinet perangnya untuk akhirnya membatalkan serangan tersebut.

Namun, Netanyahu membantah klaim bahwa Biden membujuknya untuk tidak menyerang Hizbullah.

Ia mengatakan Israel membuat keputusannya sendiri dan tidak terpengaruh oleh saran negara asing.

“Saya melihat laporan-laporan yang keliru yang menyatakan bahwa AS telah mencegah, dan menghalangi kami melakukan tindakan operasional di wilayah tersebut,” kata Netanyahu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) setelah pertemuan mereka di Tel Aviv pada 17 Oktober 2023.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) setelah pertemuan mereka di Tel Aviv pada 17 Oktober 2023. (MAYA ALLERUZZO / POOL / AFP)

Baca juga: Netanyahu Akui Israel Rugi Besar, Bersumpah akan Terus Menyerang Gaza, Berdalih Lindungi Nyawa IDF

"Ini tidak benar."

“Keputusan kami dalam perang didasarkan pada pertimbangan operasional kami."

“Kami tidak didikte oleh tekanan eksternal."

"Keputusan tentang bagaimana menggunakan pasukan kami adalah keputusan independen Angkatan Pertahanan Israel dan bukan keputusan orang lain,” tambahnya.

Kantor Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan, rencana Israel adalah meraih kemenangan melawan Hamas di selatan sambil melakukan “pencegahan sengit di utara” terhadap Hizbullah.

Sejak pecahnya perang Israel-Hamas, AS telah berupaya mencegah terjadinya hal yang sama antara Israel dan tetangganya di utara, bahkan ketika IDF dan Hizbullah saling menembakkan roket hampir setiap hari.

Hizbullah, kelompok yang didukung Iran dan beroperasi di Lebanon, telah berjanji untuk melanjutkan serangannya ke Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza.

Pada hari Sabtu (23/12/2023), Israel menyatakan bahwa mereka menyerang beberapa sasaran yang terkait dengan Hizbullah di sepanjang perbatasan Lebanon, sehari setelah kelompok tersebut menewaskan seorang tentara IDF dalam konflik yang memanas.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan