Kamis, 28 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

85 Persen Warga Israel Ingin Netanyahu Lengser

Dalam jajak pendapat tersebut hanya 15 persen responden yang menginginkan Netanyahu tetap berkuasa.

Editor: Hendra Gunawan
Tangkap Layar/JN
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. 

TRIBUNNEWS.COM -- Popularitas Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terjun bebas sejak pecahnya peperangan dengan Hamas.

Jajak pendapat terakhir oleh Institut Demokrasi Israel (IDI) menemukan sebanyak 85 persen warga yang disurvei menginginkan agar Netanyahu tidak memimpin Israel lagi usai perang berakhir.

Dikutip dari Jerusalem Post, dalam jajak pendapat tersebut hanya 15 persen responden yang menginginkan Netanyahu tetap berkuasa.

Baca juga: Kapal Induk Terbesar Milik AS, USS Gerald R. Ford yang Bantu Israel Perang di Gaza Ditarik Pulang

Netanyahu berjanji untuk menghancurkan Hamas setelah serangannya pada 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang dan 240 orang diculik saat tiba di Gaza.

Pasukan Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dalam serangan mereka selama hampir tiga bulan.

Netanyahu mengatakan tekanan militer yang kuat seperti itu juga penting untuk memastikan bahwa 129 sandera yang masih ditahan di Gaza dikembalikan setelah sekitar 100 orang dibebaskan pada akhir November dalam kesepakatan pertukaran yang juga melibatkan ratusan tahanan Palestina.

Soal Pemilu Israel

Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Institut Demokrasi Israel (IDI), 56 persen dari mereka yang ditanyai mengatakan melanjutkan serangan militer adalah cara terbaik untuk memulihkan para sandera, sementara 24% berpendapat kesepakatan pertukaran termasuk pembebasan ribuan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel akan menjadi yang terbaik.

Diduga, lebih dari 22.000 warga Palestina telah tewas dalam perang tersebut, menurut pejabat kesehatan Hamas, dan sebagian besar penduduk mengungsi.

Israel mengatakan pihaknya telah membunuh sekitar 8.000 teroris Palestina dan berjanji akan memburu para pemimpin Hamas.

Namun hanya 15% yang menginginkan Netanyahu menjadi perdana menteri setelah perang usai, menurut jajak pendapat tersebut.

Baca juga: Pembersihan Etnis, Tentara Israel Bunuh 10 Warga Palestina yang Ingin Kembali ke Gaza Utara

Saingan politiknya dan mitra kabinet perang saat ini, Benny Gantz yang berhaluan tengah, mendapat dukungan dari 23% responden.

Sekitar 30% tidak menyebutkan pemimpin yang disukai.

Jajak pendapat tersebut dilakukan terhadap 746 responden antara 25-28 Desember, dengan tingkat kepercayaan 95%, kata IDI.

Jajak pendapat IDI sebelumnya pada bulan Desember menemukan bahwa 69% warga Israel berpendapat bahwa pemilu harus diadakan segera setelah perang berakhir.

Netanyahu mengatakan pada hari Sabtu bahwa dibutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum kemenangan dapat dicapai.

Survei berturut-turut menunjukkan bahwa popularitasnya merosot tajam sejak serangan mendadak Hamas pada Oktober lalu yang menyebabkan hari paling mematikan dalam 75 tahun Israel.

Sempat Dibahas Untuk Digulingkan

Sebelumnya media Israel juga menyebutkan bahwa para menteri Israel dan anggota parlemen dari partai berkuasa Likud telah merencanakan penggulingan Netanyahu.

Channel 3 News melaporkan bahwa rencana itu termasuk upaya merekrut 61 anggota parlemen untuk meloloskan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Netanyahu, dan untuk membentuk pemerintahan baru tanpa melalui pemilihan umum.

Saluran berita itu menambahkan bahwa para anggota parlemen dari partai Likud khawatir jika Netanyahu tetap memimpin partai dan kemudian menyebabkan kekalahan pada pemilu berikutnya.

Mereka khawatir bahwa perkembangan seperti itu menyebabkan sebagian besar dari mereka tidak dapat menjadi bagian dari sistem politik Israel.

Selain itu setelah operasi darat militer di Gaza berakhir --namun hingga kini belum menunjukkan akan berakhir, para anggota parlemen itu akan melanjutkan rencana mereka untuk mengadakan sidang parlemen guna menggulingkan Netanyahu.

Untuk meredakan ketakutan oposisi, tokoh Likud yang diusulkan untuk memimpin pemerintahan setelah Netanyahu dilaporkan tidak akan mencalonkan diri pada pemilu berikutnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan