Jumat, 3 Oktober 2025

Kerusuhan dan penjarahan di Papua Nugini, pemerintah umumkan 'keadaan darurat' - Apa penyebab kerusuhan yang menewaskan 15 orang?

Kerusuhan ini pecah setelah polisi dan pegawai di sektor publik lainnya melancarkan aksi mogok di luar parlemen pada Rabu (10/01).…

zoom-inlihat foto Kerusuhan dan penjarahan di Papua Nugini, pemerintah umumkan 'keadaan darurat' - Apa penyebab kerusuhan yang menewaskan 15 orang?
BBC Indonesia
Kerusuhan dan penjarahan di Papua Nugini, pemerintah umumkan 'keadaan darurat' - Apa penyebab kerusuhan yang menewaskan 15 orang?

Tayangan TV memperlihatkan ribuan orang berada di jalan-jalan ibu kota Port Moresby, dan banyak di antara mereka membawa barang-barang yang tampaknya dijarah ketika asap hitam mengepul di atas kota.

Perdana Menteri (PM) Papua Nugini, James Marape mengatakan dalam jumpa pers pada Kamis (11/01) bahwa ketegangan di ibu kota "telah mereda", dan kehadiran aparat polisi tambahan sudah dikerahkan untuk menjaga ketertiban.

“Aparat polisi tidak bekerja [karena melakukan aksi pemogokan] kemarin di kota ini dan orang-orang melakukan pelanggaran hukum,” katanya dalam konferensi pers pada Kamis.

Apakah kenaikan gaji yang menyebabkan kerusuhan?

Sebelumnya, Gubernur Distrik Ibu Kota Nasional Papua Nugini, Powes Parkop, mengatakan dalam siaran radio bahwa aksi penjarahan dilakukan oleh kelompok "oportunis".

Dia mengatakan pemerintah telah mengerahkan tentara untuk memulihkan situasi keamanan.

"Kami telah menyaksikan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kota dan negara kami," ujar Parkop dalam pidato melalui radio, menurut laporan Reuters.

Dia menambahkan bahwa "beberapa orang sayangnya harus meregang nyawa hari ini", meskipun ia tak menyebutkan jumlah korban yang meninggal dunia.

Kerusuhan ini pecah setelah polisi dan pegawai di sektor publik lainnya melancarkan aksi mogok di luar parlemen pada Rabu (10/01). Pasalnya gaji mereka telah dipotong hingga 50%.

Kronologi kerusuhan dan apa tanggapan pemerintah?

Perdana Menteri (PM) Papua Nugini, James Marape mengatakan sekitar 100$ USD atau setara Rp1,5 juta telah dipotong dari gaji pegawai negeri, karena kesalahan pada komputer dan pemerintah tidak menaikkan pajak seperti yang diklaim oleh pengunjuk rasa.

"Media sosial menangkap informasi yang salah, informasi yang keliru," kata Marape, menurut New York Times seraya menambahkan bahwa orang-orang mengambil keuntungan dari tidak adanya aparat kepolisian di jalanan.

Pada Rabu (10/01) pagi, tentara, polisi dan staf penjara menggelar unjuk rasa yang berjalan damai, setelah menyadari gaji mereka dipotong tanpa ada penjelasan.

Namun pada Rabu sore, kerusuhan telah menyebar ke seluruh Ibu kota Port Moresby.

Tayangan televisi memperlihatkan kerumunan orang dalam jumlah besar dan aksi penjarahan pun berlangsung di seluruh kota.

Sebuah pusat perbelanjaan mewah termasuk di antara gedung-gedung yang terbakar. Aparat kepolisian kemudian berupaya memulihkan ketertiban.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved