Kamis, 4 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Sudah Gatal Hancurkan Lebanon, Komandan Israel Malah Desak Gencatan Senjata dengan Hizbullah

Pergantian strategi yang diusulkan Israel terbilang menarik, meminta gencatan senjata sepihak dengan Hizbullah karena sudah gatal hancurkan Lebanon

JALAA MAREY/AFP via Getty Images
Tentara Israel (IDF) mengambil posisi tempur di wilayah Galilea Atas, Israel utara dekat perbatasan dengan Lebanon pada 1 November 2023 [ 

“Respon yang tidak proporsional” akan mencakup penargetan “rumah-rumah anggota Hizbullah di desa-desa Syiah di wilayah [perbatasan], yang sejauh ini sebagian besar tidak terkena dampaknya,” tulis ulasan tersebut

"Memberi Hizbullah kesempatan untuk menenangkan diri di sepanjang perbatasan dengan mendeklarasikan gencatan senjata sepihak akan membuat Israel tidak tampak "bersemangat untuk memperpanjang perang" dan menciptakan "legitimasi untuk tindakan yang lebih luas yang pada akhirnya akan mengembalikan keamanan di wilayah utara."," begitu tulisan yang membahas soal skenario dari strategi gencatan senjata ini.

Rencana semacam itu memerlukan persetujuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Baca juga: Biasanya Menyerang, Tentara Israel Kini Diajari Bertahan: Gali Lubang Berdiam di Perbatasan Lebanon

Perbatasan wilayah pendudukan Israel dan Lebanon yang kerap diistilahkan sebagai garis biru, mengacu pada garis penarikan mundur pasukan saat perang kedua negara di 2006 silam.
Perbatasan wilayah pendudukan Israel dan Lebanon yang kerap diistilahkan sebagai garis biru, mengacu pada garis penarikan mundur pasukan saat perang kedua negara di 2006 silam. (Photo: via QNN)

Gatal Masuk Menyerbu Lebanon 

Laporan itu menambahkan kalau pasukan organik Israel sebetulnya sudah sangat ingin masuk menyerbu ke Lebanon guna memerangi Hizbullah.

Hanya, sejauh ini Tel Aviv masih mengklaim pendekatan diplomatik ketimbang militer terhadap Lebanon guna menghindari terciptanya front kedua selain Perang Gaza melawan Hamas.

Kebijakan ini membuat para komandan tentara IDF mengeluh kepada Ynet kalau "tangan mereka telah diikat oleh para politisi".

“Mengapa kita menunggu pasukan Radwan menyerang?” kata seseorang.

“Mengapa kita menambah kekuatan dan menunggu? Hizbullah yang memulai pertempuran, dan merekalah yang seharusnya takut pada kekuatan kita. Persamaan ini harus diubah,” katanya.

Dalam kunjungannya baru-baru ini ke wilayah perbatasan, Gallant mengatakan, "Kami berusaha mengerahkan upaya diplomatik, namun jika terpaksa, kami harus menggunakan kekuatan untuk memungkinkan penduduk di utara kembali ke rumah mereka."

(oln/TC/*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan