Kamis, 28 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Kakak Beradik Palestina Ditembak Sniper IDF, Lagi-lagi Bendera Putih Diabaikan

Bertambah lagi warga Palestina yang ditembak sniper Israel, padahal ia sudah membawa bendera putih.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nuryanti
DAVID FURST / AFP
Tentara Israel mengambil posisi saat mengamankan daerah sekitar pemukiman Netzarim di Jalur Gaza pada 8 Juni 2005. Bertambah lagi warga Palestina yang ditembak sniper Israel, padahal ia sudah membawa bendera putih. 

TRIBUNNEWS.COM - Dua kakak beradik di Jalur Gaza ditembak oleh sniper Israel saat akan mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman, meski keduanya membawa bendera putih.

Dilansir Al Jazeera, pada 24 Januari 2024, keluarga Barbakh sedang mempersiapkan diri untuk meninggalkan Al-Amal, Khan Younis menuju ke selatan.

Keluarga Barbakh pindah karena beredar pamflet dari pasukan Israel sehari sebelumnya yang memerintahkan mereka untuk mengungsi.

“Kami tidak tahu harus berbuat apa,” kata ibu dari keluarga tersebut, Islam, kepada Al Jazeera.

“Pada awalnya, kami bahkan tidak yakin dengan perintah evakuasi ini karena kami sendiri belum melihatnya."

"Kami mencoba untuk bersembunyi di rumah kami dan menjaga semua orang tetap aman."

“Tetapi akhirnya kami menyadari bahwa kami harus pergi dan mulai mencoba membuat rencana."

"Suami dan anak-anak saya berpikir mungkin kami dapat mendobrak tembok belakang dan keluar dari sana, karena kami dapat mendengar ada tembakan di luar," tuturnya.

Islam Barbakh
Islam Barbakh (Keluarga Barbakh via AlJazeera)

Namun pada akhirnya, keluarga Barbakh memutuskan bahwa cara terbaik adalah dengan cara yang paling langsung, yakni keluar rumah dengan membawa bendera putih dan menuju ke wilayah al-Mawasi sesuai petunjuk dalam pamflet.

“Saya memenggil Nahedh sang adik,” kata Mohamed-Adel, sang ayah.

“Saya memberinya kain putih untuk dikibarkan di atas kepalanya sebagai bendera putih."

Baca juga: Pria Palestina Ditembak Mati Tentara Israel setelah Diwawancarai TV, Padahal Sudah Angkat Tangan

"Saya pikir, tidak mungkin ada orang yang ingin menyakiti atau takut pada anak-anak," jelasnya.

Saat anggota keluarga yang lain sedang mengumpulkan barang-barang terakhir yang mereka pikir bisa mereka bawa, Nahedh (13) melangkah keluar dari pintu depan dengan hati-hati.

Ia mengibarkan bendera putihnya di atas kepala dan berjalan perlahan ke sudut agar dia bisa melihat ke arah mana keluarganya harus pergi.

Menurut kesaksian keluarga tersebut kepada Al Jazeera, saat Nahedh mengambil beberapa langkah keluar dari pintu, dia tertembak di kakinya dan jatuh ke tanah.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan