Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pangkalan Militer AS di Suriah Kembali Diserang, Washington: Kami Siap Hadapi Apa Pun

Pangkalan militer AS di Suriah kembali diserang pesawat tak berawak dari kelompok militan yang didukung Iran.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
npasyria
Pangkalan militer Amerika Serikat Al-Tanf di Suriah. - Sebuah pangkalan militer milik Amerika Serikat (AS) di Provinsi Deir ez-Zor, Suriah diserang pesawat tak berawak oleh kelompok milisi yang didukung oleh Iran Senin (5/2/2024). 

Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah melakukan serangan terhadap posisi-posisi yang dikuasai Houthi di Yaman dalam gelombang serangan baru terhadap kelompok Yaman yang bersekutu dengan Iran, Sabtu (3/2/2024).

Gelombang serangan baru ini menyusul serangan udara AS di Irak dan Suriah pada hari Jumat, yang menargetkan kelompok bersenjata yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sebagai pembalasan atas pembunuhan tiga tentara AS di Yordania pekan lalu.

AS menyalahkan serangan Yordania terhadap Perlawanan Islam di Irak, sebuah koalisi kelompok bersenjata yang terkait dengan Iran.

Teheran telah berusaha menjauhkan diri dari serangan pesawat tak berawak tersebut.

Gambar selebaran yang dirilis oleh Angkatan Laut AS dan diambil pada 22 Januari 2024 ini menunjukkan awak kapal USS Dwight D. Eisenhower (CVN 69) melakukan operasi penerbangan sebagai respons terhadap meningkatnya perilaku jahat Houthi yang didukung Iran di Laut Merah. Pemberontak Huthi Yaman meluncurkan rudal ke kapal-kapal di Laut Merah pada 24 Januari 2024, namun dua dicegat dan yang ketiga meleset, kata Gedung Putih.
Gambar selebaran yang dirilis oleh Angkatan Laut AS dan diambil pada 22 Januari 2024 ini menunjukkan awak kapal USS Dwight D. Eisenhower (CVN 69) melakukan operasi penerbangan sebagai respons terhadap meningkatnya perilaku jahat Houthi yang didukung Iran di Laut Merah. Pemberontak Huthi Yaman meluncurkan rudal ke kapal-kapal di Laut Merah pada 24 Januari 2024, namun dua dicegat dan yang ketiga meleset, kata Gedung Putih. (Kaitlin Watt / Angkatan Laut AS / AFP)

Baca juga: Tak Mau Perangi Teheran, AS Ingin Berangus Militan Dukungan Iran di Timur Tengah

CENTCOM mengatakan mereka melancarkan serangan "proporsional" dengan "dukungan" dari Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Belanda, dan Selandia Baru.

Sebanyak 36 sasaran diserang di 13 lokasi sekitar tengah malam pada hari Sabtu.

"Serangan ini dimaksudkan untuk melemahkan kemampuan Houthi yang digunakan untuk melanjutkan serangan mereka yang ceroboh dan melanggar hukum terhadap kapal-kapal AS dan Inggris serta pelayaran komersial internasional di Laut Merah, Selat Bab al-Mandeb, dan Teluk Aden," kata CENTCOM, dikutip dari Al Jazeera.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani mengutuk serangan terhadap Yaman dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.

Kanaani mengatakan bahwa serangan tersebut merusak perdamaian dan keamanan internasional dan bertentangan dengan klaim Washington dan London bahwa mereka tidak menginginkan perang yang lebih luas di wilayah tersebut.

"AS dan Inggris, dalam melanjutkan dukungan penuh mereka terhadap kejahatan perang rezim Zionis dengan tindakan militer mereka di seluruh wilayah, menyebarkan kekacauan, kekacauan, ketidakamanan dan ketidakstabilan dengan tujuan memberikan ruang bernapas bagi rezim kriminal, yang dituduh melakukan genosida terhadap warga Palestina," kata Kanaani.

Baca juga: Gertak AS, Iran Pamer Rudal Anti Tank Baru, Diklaim Bisa Melesat hingga 20 Kilometer

Irak Kutuk Serangan AS

Irak pada hari Sabtu mengutuk serangan balasan AS terhadap kelompok bersenjata pro-Iran di wilayahnya.

Juru bicara Perdana Menteri Irak Mohamed Shia Al-Sudani, Jenderal Yehia Rasool memperingatkan akan adanya konsekuensi bencana bagi negara dan sekitarnya.

Yehia Rasool mengatakan, serangan hari Jumat di Irak barat dekat perbatasan Suriah adalah "pelanggaran kedaulatan Irak".

"Ini (serangan AS) akan membawa konsekuensi yang berbahaya bagi keamanan dan stabilitas Irak dan kawasan," kata Rasool dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Arab News.

Namun, Gedung Putih mengaku sudah menghubungi pemerintah Irak sebelum melakukan serangan udara.

Baca juga: Panglima Perang Israel Merengek ke AS, Minta Pasukan Radwan Hizbullah Dijauhkan ke Sungai Litani

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved