Kewalahan Tangani Konflik, Utusan PBB di Irak Pilih Undur Diri, Sebut Negara itu 'di Ujung Tanduk'
Kepala misi politik PBB di Irak, Jeanine Hennis-Plasschaert, telah mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa dia memperkirakan akan mengundurkan diri.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Bobby Wiratama
Menurutnya, ketegangan semakin meningkat dan mengakibatkan Irak dalam kondisi bahaya.
"Irak bahkan wilayah yang lebih luas masih dalam bahaya, dan kesalahan perhitungan sekecil apa pun dapat mengancam terjadinya kebakaran besar,” kata Hennis-Plasschaert.
Ia juga menjelaskan eskalasi dapat berhenti ketika kesepakatan telah terpenuhi.
"Ada kebutuhan mendesak untuk menghentikan serangan, baik yang berasal dari dalam atau luar Irak," jelasnya.
Kesepakatan yang dimaksud adalah melarang orang-orang menggunakan senjata tanpa adanya izin dari negara.
“Dan, seperti yang telah berulang kali dinyatakan dalam beberapa tahun terakhir, hal ini harus mencakup mengekang aktor bersenjata yang beroperasi di luar kendali negara," jelasnya.
Irak dan Suriah menjadi target serangan baru-baru ini.
Anggota tetap Dewan Keamanan, Rusia dan Tiongkok, mengkritik AS atas serangan tersebut.
Kedua negara menuduh Washington meningkatkan risiko eskalasi regional pada pertemuan Dewan Keamanan pada Senin malam.
AS telah melakukan serangan terhadap lebih dari 85 sasaran yang diduga terkait dengan IRGC dan pasukan sekutunya di Irak dan Suriah pada hari Jumat (2/2/2024).
Salah satu wilayah yang menjadi target AS yaitu lokasi militer di dekat Ain Ali, di selatan kota al-Mayadin di pedesaan Deir Ezzor, Suriah.
AS juga mengebom bandara Deir Ezzor, yang tidak jauh dari lokasi sebelumnya.
AS mengklaim serangan ini merupakan balasan atas serangan drone pekan lalu terhadap pangkalan milter AS.
Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 23 pejuang pro-Iran di Suriah.
Di Irak, korban tewas akibat serangan AS yaitu 16 orang.
Sementara itu, AS telah mengoperasikan pangkalan militer di Timur Tengah selama beberapa dekade.
Ada sekitar 30.000 tentara AS yang tersebar di wilayah tersebut.
Selain itu, sejak perang Gaza dimulai pada bulan Oktober, AS untuk sementara telah mengirimkan ribuan pasukan tambahan ke wilayah tersebut, termasuk dengan kapal perang.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Irak
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.