Kamis, 9 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pakar PBB Sebut Israel Lecehkan Anak-anak dan Perempuan Palestina, Desak Penyelidikan Independen

Pernyataan pakar PBB itu memicu amarah Israel yang menolak “klaim keji dan tak berdasar” itu.

Editor: Hasanudin Aco
Tentara Israel / AFP
Gambar selebaran yang dirilis oleh tentara Israel pada 22 Januari 2024 ini menunjukkan tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. 

TRIBUNNEWS.COM, PALESTINA - Tujuh pakar independen PBB yang membela hak asasi manusia (HAM) pada Senin (19/2/2024) menyerukan dilakukannya penyelidikan independen terhadap dugaan penyiksaan terhadap perempuan dan anak-anak perempuan Palestina oleh militer Israel.

Penyiksaan termasuk pembunuhan, pemerkosaan, dan kekerasan seksual.

Pernyataan pakar PBB itu memicu amarah Israel yang menolak “klaim keji dan tak berdasar” itu.

Para pakar menyuarakan kekhawatiran atas tuduhan kredibel mengenai pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan yang menarget perempuan dan anak-anak perempuan di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Mereka mengutip laporan mengenai perempuan dan anak-anak perempuan yang dilaporkan “dieksekusi secara sewenang-wenang di Gaza, seringkali bersama anggota keluarga, termasuk anak-anak mereka.”

“Kami terkejut atas laporan mengenai penargetan yang disengaja dan pembunuhan di luar proses hukum terhadap perempuan dan anak-anak Palestina di tempat-tempat di mana mereka mencari perlindungan atau ketika melarikan diri,” lanjut para pakar PBB.

Baca juga: Al-Qassam Kerja Sama dengan Mujahidin, Sukses Targetkan Pesawat Pengintai Israel Pakai Rudal SAM-7

Para pakar independen yang ditunjuk Dewan HAM PBB, tetapi tidak mewakili PBB, itu juga menyinggung “penahanan sewenang-wenang terhadap ratusan perempuan dan anak perempuan Palestina,” termasuk pembela HAM, jurnalis dan aktivis kemanusiaan.

Mereka mengatakan banyak diantaranya  yang ditahan dilaporkan menjadi sasaran perlakuan tidak manusiawi dan merendahkan martabat.

Termasuk pemukulan yang parah serta tidak diberikan pembalut menstruasi, makanan dan obat-obatan.

Mereka secara khusus menyuarakan kekhawatiran akan “berbagai bentuk tindak kekerasan seksual,” termasuk laporan pemerkosaan sedikitnya dua tahanan perempuan, sementara lainnya “ditelanjangi dan digeledah tentara laki-laki Israel.”

Serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober telah menewaskan sekitar 1.160 orang di Israel, sebagian besarnya warga sipil, menurut penghitungan AFP terhadap data resmi Israel.

Sementara serangan balasan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 29.000 orang, sebagian besarnya perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas.

Para pakar menyerukan dilakukannya penyelidikan independen, tidak memihak, cepat, menyeluruh dan efektif terhadap tuduhan-tuduhan tersebut dan mendesak Israel untuk bekerja sama.

Misi Israel di Jenewa menolak pernyataan tersebut dan menyebut para pakar dimotivasi oleh kebencian mereka terhadap Israel, bukan oleh kebenaran.

Misi Israel mengatakan sejauh ini pihak berwenang Israel tidak menerima keluhan apa pun, namun siap menyelidiki “klaim konkret mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan keamanannya ketika dihadapkan pada tuduhan dan bukti yang kredibel.” 

Sumber: VOA/Al Jazeera

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved