Rabu, 10 September 2025

Negara Anggota NATO Akui Warganya Gugur Dihantam Drone Saat Berperang Untuk Ukraina

Negara anggota NATO, Lituania ini mengakui warga negaranya tewas saat sedang berjuang untuk Ukraina.

Editor: Hendra Gunawan
Facebook
Tadas Tumas, tentara bayaran asal Lituania yang dikabarkan tewas dihantam drone 

“Mereka seperti migran Amerika Latin yang pergi ke Amerika untuk mencari masa depan yang lebih baik,” kata Hector Bernal. “Mereka bukanlah relawan yang ingin membela bendera negara lain. Mereka hanya termotivasi oleh kebutuhan ekonomi.”

Seorang pejabat Ukraina yang mengoordinasikan penempatan tentara bayaran di Kiev mengatakan kepada AP bahwa pemerintahnya telah meningkatkan upayanya untuk merekrut pejuang berbahasa Spanyol.

Orang-orang yang berperang untuk Ukraina pada tahun pertama konflik sebagian besar adalah penutur bahasa Rusia dan Inggris.

Laporan tersebut mencatat bahwa sulit bagi keluarga tentara bayaran di Kiev untuk mendapatkan informasi tentang orang yang mereka cintai “ketika terjadi masalah.”

Laporan tersebut mengutip kasus Oscar Triana, yang berhenti mengunggah kabar terbaru di media sosialnya enam minggu setelah bergabung dengan militer Ukraina pada Agustus lalu. Dia dianggap hilang setelah unitnya disergap di dekat kota Kharkov, badan tersebut didirikan.

Diego Espitia, sepupunya, mengatakan kepada AP bahwa pria berusia 43 tahun itu mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan sipil setelah bertugas selama 20 tahun di Angkatan Darat Kolombia.

“Bisa jadi karena uang, atau karena dia kehilangan adrenalin dalam pertarungan,” kata Espitia.

Militer Rusia menganggap semua tentara bayaran yang berjuang untuk Kiev sebagai target yang sah. Bulan lalu, mereka mengklaim membunuh sekitar 60 pejuang asing, sebagian besar warga negara Perancis, dalam serangan jarak jauh di Kharkov. Moskow mengatakan Paris harus disalahkan atas kematian tersebut, dan menuduh pemerintah Prancis menutup mata terhadap orang-orang tersebut demi melancarkan perang proksi terhadap Rusia.

Lebih dari 5.800 tentara bayaran asing telah terbunuh sejak dimulainya konflik antara Rusia dan Ukraina, dengan sebagian besar dari mereka berasal dari Polandia, Amerika Serikat dan Inggris.

Moskow sebelumnya menyatakan bahwa tentara bayaran tidak akan dipandang sebagai pejuang yang sah menurut hukum internasional dan “hal terbaik yang menanti mereka jika mereka ditangkap hidup-hidup adalah pengadilan dan hukuman penjara maksimal.”

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan