Dinasti Hun Sen Semakin Berkuasa di Kamboja
Diktatur Hun Sen bakal menjadi presiden Senat setelah kemenangan partainya dalam pemilu legislatif. Dengan putranya Hun Manet sebagai…
Sebagai presiden Senat, Hun Sen dan Perdana Menteri Hun Manet juga duduk di Dewan Kerajaan yang berhak memilih raja Kamboja.
Ekspansi kekuasaan dinasti Hun
Apapun alasannya, kembalinya Hun Sen di pucuk Senat melengkapi dominasi dinasti Hun di hampir semua institusi pemerintahan.
"Dinasti Hun dan faksi-faksinya berada di posisi kekuasaan yang belum pernah dilihat sebelumnya," kata Astrod Norel-Nilsson, Guru Besar Studi Asia Tenggara di Lund University, Swedia.
Selain Hun Manet yang mengepalai pemerintahan dan sejumlah organisasi kepartaian terbesar di Kamboja, putra tertua Hun Sen, Hun Many, menjabat menteri layanan sipil sembari merangkap sebagai kepala organisasi pemuda terbesar.
Pertengahan Februari lalu, dia dipilih sebagai wakil perdana menteri.
Putra lain Hun Sen, Hun Manith, adalah kepala dinas rahasia militer dan diangkat menjadi wakil kepala staf angkatan darat tahun lalu. Adapun anak-anaknya yang lain mengontrol berbagai sektor ekonomi dan lembaga politik.
Ekspansi politik dinasti Hun di Kamboja dibayangi ambruknya kekuatan oposisi, terutama setelah Partai Penyelamatan Nasional Kamboja, CNRP, dibubarkan paksa pada 2017 silam dengan tuduhan makar.
Pewaris CNRP, Partai Cahaya Lilin, memenangkan hampir 2.200 anggota dewan komunal pada pemilu 2022. Namun partai itu tidak diizinkan berpartisipasi pada pemilihan umum tahun lalu dan kini pemilu Senat.
Oktober silam, Partai Cahaya Lilin membentuk aliansi dengan tiga partai lain, termasuk dengan kelompok etnis Khmer.
Patut dipertanyakan, dengan kekuasaan absolut dinasti Hun dan absennya pemilu hingga tahun 2027, apakah kelompok oposisi di Kamboja telah mati, atau mampukah mereka melanjutkan regenerasi dengan figur pemimpin dari generasi baru?
(rzn/hp)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.