Jumat, 26 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Kapal Fregat Jerman Tembak Jatuh 2 Drone Houthi di Laut Merah

Sebuah kapal fregat Jerman menembak jatuh 2 pesawat tak berawak (drone) di Laut Merah.

Arab News
Kapal perang Hessen milik Angkatan Laut Jerman yang menembak jatuh dua drone Houti di Laut Merah. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Sebuah kapal fregat Jerman menembak jatuh 2 pesawat tak berawak (drone) di Laut Merah seiring dengan meningkatnya serangan oleh kelompok Houthi Yaman dan upaya Uni Eropa untuk melindungi pelayaran internasional

Menurut Kementerian Pertahanan Jerman, kapal fregat “Hessen” yang dioperasikan Angkatan Laut Jerman menembak jatuh drone tersebut dalam waktu 20 menit setelah masing-masing drone ditembakkan dari arah Yaman.

“Mereka dikenali oleh sistem radar dan memiliki jangkauan yang berbeda. Itu sebabnya dua senjata berbeda digunakan,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman.

Jerman dan beberapa negara Eropa turut berpartisipasi dalam misi keamanan di Laut Merah yang dipelopori oleh Uni Eropa.

Misi tersebut bertujuan untuk menciptakan keamanan navigasi bagi kapal-kapal komersial yang akan melintasi Laut Merah.

Baca juga: Houthi Rekrut 200 Ribu Pasukan Tambahan, Siap Gempur Kapal-kapal Israel di Laut Merah

Serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah membuat biaya pengiriman meningkat. Waktu pengiriman kargo juga terpengaruh karena kapal harus memutar melewati jalur lain.

Houthi, yang menguasai wilayah terpadat di Yaman, mengirimkan pemberitahuan resmi kepada pejabat pelayaran dan perusahaan asuransi tentang apa yang mereka sebut larangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel, Amerika Serikat, dan Inggris untuk berlayar di laut sekitar.

Baca juga: Houthi Akan Setop Serangan ke Laut Merah Jika Israel Hentikan Agresi di Gaza

CEO 18 Insurance, Sebastian Hov mengatakan larangan dan serangan yang sedang berlangsung dapat menyebabkan perluasan wilayah yang dianggap tidak aman untuk navigasi laut, semakin membatasi kapasitas asuransi dan meningkatkan premi bagi kapal yang beroperasi di atau dekat wilayah tersebut.

“Meningkatnya biaya asuransi, serta pengalihan kapal ke rute yang lebih panjang untuk menghindari daerah berisiko tinggi, akan membebani rantai pasokan global,” katanya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan